Pengen tau nih, buat yang baca artikel ini, siapa yang kecilnya suka bermain masak-masakan?
Tidak kaget lagi ketika sebagian orang pernah bermain masak-masakan karena semuanya pernah mengalami masa kecil meskipun permainan ini didominasi oleh anak perempuan ada kalanya laki-laki pun juga ikut serta.
Permainan ini sangat cocok untuk anak usia dini karena banyak manfaatnya dan dari media serta cara melakukannya pun tergolong mudah. Maksud mudah disini yaitu bahan dapat dicari di sekitar lingkungan sendiri dan cara memainkannya pun juga tidak sulit.
Selain mudah dalam bahan dan cara memainkannya, ada banyak manfaat ketika anak bermain masak-masakan ini salah satunya adalah meningkatkan kreativitas anak.
Dengan bermain masak-masakan, anak akan menyusun rencana apa saja yang akan dia lakukan. Contohnya, biasanya sebelum bermain, anak akan berkumpul dan saling membuat keputusan untuk tugas mereka masing-masing misalnya Rani berperan sebagai penjual dengan tugas-tugasnya, Amira berperan sebagai pembeli dengan tugas-tugasnya, dan lain-lain. Selain itu, kreativitas anak juga akan meningkat ketika saat berkreasi menciptakan makanannya.
Dari adanya sebuah hasil akhir yaitu menciptakan sebuah makanan, maka itulah yang disebut dengan kreatifitas melalui kegiatan proyek.
Arti proyek bukan berarti anak bekerja seperti orang dewasa, akan tetapi menurut Mulyasa (2012:112) bahwa:
"Proyek merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok".
Dengan demikian, melalui proyek anak mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan, dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga anak memiliki peluang untuk berkreasi dan mengembangkan diri.
Nah, dari kegiatan-kegiatan kecil seperti itulah yang sebenarnya membawa manfaat besar tetapi juga masih dipandang remeh dan tidak ada manfaatnya menurut orang dewasa.
"Jangan main masak-masakan dong Nak, entar bajunya kotor jadi Mama sulit nyucinya"
Wahai pendidik, janganlah bersikap seperti itu karena sejatinya dunia anak adalah dunia bermain. Cara mereka belajar yaitu dengan bermain. Seharusnya pakaian kotor anak bukan menjadi sebuah masalah akan tetapi seharusnya sudah menjadi hal biasa terkecuali memang bermainnya hanya di dalam ruangan.