Lihat ke Halaman Asli

Nafis Hadi Purnama

Dunia haknya anak muda

Optimalisasi Keberagaman dalam Lingkup Organisasi

Diperbarui: 13 Desember 2022   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bacalahmalaysia.com

Organisasi merupakan suatu kelompok yang di mana di dalamnya setiap individu memiliki tujuan yang sama. Terlepas dari apa, seperti apa, dan untuk apa tujuan itu dihadirkan, tetapi internal suatu organisasi sudah menjadi hal yang pasti akan memiliki satu tujuan yang sama. Maka dari itu, suatu organisasi perlu memiliki pun melakukan optimalisasi berbagai hal yang menjadi penunjang dari proses perjalanan menuju titik yang didambakan -- titik yang menjadi tujuan.

Banyak sekali hal yang perlu dimiliki oleh suatu organisasi dan sebaliknya banyak sekali hal yang menjadi problematika dalam suatu organisasi. Dalam suatu kajian, menyebutkan bahwasanya salah satu hal yang selalu menghadirkan konflik dalam organisasi adalah keberagaman. Karena kenapa? Berangkat dari hadirnya banyak individu yang memiliki latar belakang yang berbeda dan memiliki ambisi pribadinya sendiri. Pertama, hadir apa yang namanya free rider yaitu seseorang yang meninggalkan tugasnya dalam kelompok atau organisasi. 

Hal semacam inisudah lumrah terjadi dan pada umumnya berangkat dari ambisi seseorang untuk mencapai tujuannya sendiri. Itu yang pertama. Kedua, sudah menjadi hal yang lumrah terjadi jika keberagaman dalam suatu organisasi menghadirkan apa yang namanya konflik disfungsional, yaitu setiap konfrontasi dalam suatu kelompok atau organisasi yang mana pada akhirnya menghadirkan kerugian bagi organisasi itu sendiri.

Sebelum kita menginjak perdiskusian lebih jauh lagi, kiranya perlu untuk penulis menyinggung sedikit mengenai definisi keberagaman itu sendiri. Jika kita kaitkan dengan organisasi atau kelompok, keberagaman adalah ketika banyak individu yang memiliki latar belakang yang berbeda terlibat dalam organisasi itu sendiri. Pun perlu menjadi hal yang diperhatikan, bahwa berdasarkan tingkatannya, keberagaman terbagi menjadi dua hal. Pertama, ada yang namanya surface level yaitu keberagaman yang didasari oleh perbedaan ras, suku, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Kedua, kawan-kawan perlu mengenal apa yang namanya deep level yaitu keberagaman yang hadir dengan bersandarkan pada perbedaan yang sukar terlihat. Salah duanya adalah perbedaan opini dan pemikiran setiap individu dalam organisasi.

Meninjau pula mengenai atas dasar apa konflik atau problematika yang hadir dalam organisasi yang ditimbulkan oeh hadirnya keberagaman, pun menjadi hal yang patut dipertanyakan: mengapa organisasi yang pada dasarnya merupakan suatu forum pemanfaatan keberagaman selalu menghadirkan berbagai problematika?

Kawan-kawan perlu mengenal apa yang namanya inklusifitas. Karena pada dasarnya, ketidakhadiran inklusifitaslah yang menjadi penyebab atas lahirnya problematika dari suatu keberagaman dalam organisasi. Karena kenapa? Karena inklusifitas adalah ketika kita mampu menciptakan suatu forum perdiskusian di tengah keberagaman dan setiap orang -- yang tadi disebutkan memiliki latar belakang, opini, dan argumentasinya masing-masing abisa terdorong untuk mencurakan semua buah pemikirannya sendiri. Dan maksud dari inklusifitas dalam suatu keompok atau organisasi adalah ketika selalu hadir apa yang namanya perdiskusian di tengah keberagaman organisasi yang di mana setiap individunya memiliki latar belakang, opini, pun argumentasinya tersendiri. Hal ini yang menjadi akar penyebab mengapa keberagaman selalu menghadirkan konflik dalam suatu organisasi. Karena pada dasarnya, untuk menciptakan organisasi yang mumpuni, kiranya tidak cukup jika hanya hadir keberagaman di dalamnya. Keberagaman perlu ditunjang dan perlu sejalan dan berkesinambungan dengan apa yang namanya inklusifitas itu sendiri.

Sekarang, yang menjadi pertanyaan central adalah bagaimana cara menghadirkan inklusifitas dalam suatu kelompok atau organisasi? Setidaknya ada dua rumus yang menjadi jalan, bisa kita katakan menjadi dua senjata untuk suatu organisasi menciptakan inklusifitas di dalamnya.

Belonging + Uniqueness = Inclusion

Pertama, ada yang namanya belonging atau rasa memiliki suatu kelompok. Hematnya adalah ketika setiap individu dalam suatu organisasi merasa menjadi bagian dari organisasi itu sendiri. Ketika setiap individu merasa menjadi bagian dari tim itu sendiri. Itu yang pertama. Suatu organisasi perlu mampu menciptakan belonging itu sendiri pada setiap individu internalnya.

Kedua, kawan-kawan perlu mengenal apa yang namanya uniqueness atau keunikan. Setiap individu dalam organisasi akan menjadi unik dengan latar belakang, opini, dan pemikirannya tersendiri.

Itulah setidaknya dua rumusuntuk menciptakan inklusifitas di dalam suatu organisasi. Suatu organisasi perlu merealisasikan dua rumus tersebut dalam rangka optimalisasi organisasi itu sendiri. Tiba pada kesimpulan, perlu kawan-kawan camkan bahwasanya suatu organisasi akan terus diwarnai dengan apa yang namanya keberagaman. Dan perlu diingat pula bahwa keberagaman akan terus menghadirkan berbagai problematika. Jika apa? Jika keberagaman itu tidak mampu dioptimalkan dan untuk mengoptimalkannya, perlu dihadirkan apa yang namanya inklusifitas dalam suatu kelompok atau organisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline