Pendidikan kini mudah didapat dan dilakukan kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun itu. Pendidikan yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara belajar, akan tetapi dalam pendidikan kerap terjadi pada anak adalah kesulitan belajar.
Kesulitan belajar sering dijumpai di pendidikan tingkat dasar (Sekolah Dasar). Kesulitan belajar yang dihadapi bermacam-macam, yaitu kesulitan menulis, kesulitan membaca, dan kesulitan berhitung. Setiap anak memiliki kesulitan satu bahkan lebih dari kesulitan tersebut.
Disini kesulitan yang paling mendasar dari semua kesulitan yaitu kesulitan membaca. Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh anak, disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, berbicara, dan menulis.
Keterampilan membaca dinilai sangat penting dimiliki oleh anak, karena merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Jika anak pada usia permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan lainnya dalam pendidikan selanjutnya.
Menurut Bryan (dalam Abdurrohman, 2009:204), Kesulitan belajar membaca merupakan suatu sindrom kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa. Kesulitan membaca pada anak-anak ini merupakan suatu gangguan yang disebut disleksia.
Disleksia adalah jenis gangguan pada otak yang secara khusus mengganggu kemampuan membaca seseorang. Kemampuan membaca pada penderita disleksia biasanya lebih rendah dengan orang normal biasanya. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengindetifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya dengan huruf atau kalimat.
Disleksia tergolong gangguan saraf pada yang memproses bahasa, dan dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Meskipun individu dengan disleksia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Skor IQ yang dimiliki tidak berperan dalam diagnosa disleksia. Disleksia merupakan suatu kondisi neurologis dengan basis genetik (keturunan). Penderita disleksia mungkin cerdas, mampu berprestasi dengan baik dibidang lain dan dapat menjalani pendidikan yang sama dengan orang lain.
What' wrong? Apa penyebabnya?
Ada beberapa penyebab anak mengalami gangguan disleksia:
Genetik
Faktor genetik bisa menjadi salah satu penyebab anak mengidap gangguan disleksia. Jika salah satu anggota keluarga mengalami gangguan disleksia, kemungkinan keturunan selanjutnya pun pun akan mengalami gangguan disleksia. Gangguan disleksia ditandai dnngan tidak berfungsinya bagian otak yang mengatur aktivitas berpikir dan bergerak anak.