Bumi Manusia merupakan sebuah film yang rilis pada tanggal 9 Agustus 2019 diadaptasi dari novel yang memiliki sejarah penting dalam sejarah sastra indonesia karya Pramoedya Ananta Toer. Karya beliau yang sangat monumental dinikmati sekitar 2 juta penonton di Indonesia. Film ini menceritakan tentang perjuangan dalam konteks sosial dan politik pada masa kolonial dengan di bumbui kisah cinta klasik sepasang manusia yang memiliki perbedaan latar belakang. Robert Ronny sebagai sutradara dari film ini mencoba memberikan trobosan baru dengan menghadirkan keindahan serta tantangan kehidupan pada awal abad ke-20, Befokus kepada seorang pemuda pribumi yang memperjuangkan hak-hak keadilan dalam masyarakat kolonial yang bernama Minke. Karya Bumi Manusia ini adalah sebuah karya yang penuh dengan makna sejarah, sosial, dan emosional yang menarik perhatian. Mendeskripsikan perjalanan minke dalam menghadapi tantangan yang begitu besar dalam hidupnya dalam membangun hak-hak sehingga menmunculkan jiwa nasionalisme sebagai pemuda pada masa kolonial.
Film Bumi manusia ini menjadi pengingat untuk kita sebagai pemuda indonesia dalam membangun jiwa nasionalisme dan semangat intergritas dalam memperjuangkan segala hak yang kita miliki. Ketimpangan identitas kelas kebangsaan dengan pribumi yang ada di film ini membuat kita paham sikap negatif dari rasisme pada masa kolonial serta perjuangan kebebasan bagaimana pribumi mengatasi belanggu yang ditetapkan oleh sistem kolonialisme dan norma sosial yang ketat.
SINOPSIS.
Bumi Manusia mengisahkan Minke (Iqbaal Ramadhan), pemuda pribumi terpelajar yang kuliah di Batavia, yang jatuh cinta pada Annelies (Mawar Eva de Jongh), anak seorang bangsawan Belanda. Kisah cinta mereka terhalang oleh perbedaan ras dan status sosial. Ibu Annelies, Nyai Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti), seorang wanita pribumi yang menjadi selir Belanda, memberi Minke wawasan tentang ketidakadilan kolonial. Minke berjuang untuk menemukan identitas dan menuntut hak-haknya dalam dunia yang terbelah oleh penindasan kolonial. Dengan cinematografi dan produksi belakang layar yang ter setting dengan rapi membuat film ini memiliki ciri khas yang dapat membawa kita merasakan era kolonial untuk kembali ke masa lampau. Pemain yang memiliki nama besar pada karakter mebuat karya ini melunjak pesat dan menjadi sejarah sastra lampau yang begitu menarik. Semua aspek pilihan pada film ini sangat sesuai dan terdeskripsikan dengan sempurna sehingga menarik minat penonton di indonesia.
ANALISIS.
- Kelebihan:
- Salah satu kelebihan film Bumi Manusia adalah kemampuannya menggambarkan integritas dan semangat nasionalisme melalui perjalanan tokoh utama, Minke. Sebagai pemuda terpelajar yang berjuang melawan ketidakadilan kolonial, Minke mempertahankan prinsip dan martabatnya meski dihadapkan pada tekanan sosial dan politik yang keras. Film ini berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga integritas pribadi dalam menghadapi penindasan, sehingga membangun rasa nasionalisme dalam diri penonton, terutama terkait dengan perjuangan untuk kemerdekaan dan hak-hak individu di bawah sistem kolonial yang tidak adil. Kekuatan karakter Minke yang berani melawan ketidakadilan juga memperlihatkan semangat perlawanan yang relevan dengan konteks Indonesia dalam memperjuangkan identitas dan kemerdekaannya.
- Kekurangan:
- Salah satu kekurangan film Bumi Manusia terletak pada pacing yang lambat dan pengembangan karakter yang terasa kurang mendalam, terutama pada tokoh-tokoh pendukung selain Minke. Meskipun film ini mencoba mencakup banyak tema penting, beberapa bagian terasa kurang fokus dan terkadang melambatkan alur cerita, sehingga bagi sebagian penonton, perjalanan emosional dan pemahaman terhadap karakter-karakter seperti Annelies atau Nyai Ontosoroh kurang tergali dengan optimal. Selain itu, mengadaptasi novel yang begitu kompleks ke dalam format film terbatas durasinya, menyebabkan beberapa tema besar dalam novel tidak bisa sepenuhnya dieksplorasi, sehingga mengurangi dampak dramatis dari beberapa konflik utama dalam cerita. Pada era globalisasi sekarang dengan perluasan media yang cepat dan singkat memiliki dampak positif bagi industri film Tanah air namun, memiliki kekurangan dalam mengaitkan sikap nasionalisme di dalam penyebarluasannya yang membuat industri film dapat memberikan dampak negatif dalam membangun jiwa nasionalisme karena minimnya konten dari hal tersebut. Sehingga kurang membentuk jiwa nasionalisme bagi peminat film saat ini. Karena melalui sikap kecil dapat memberikan dampak besar terhadap peningkatan jiwa nasionalisme, melalui film nasionalisme dapat mengimplikasi jiwa nasionalisme yang kuat. Selain itu, beberapa unsur dari cerita nasionalisme juga memberikan efek tersendiri bagi peminat film di Tanah air, unsur sederhana seperti simbol negara atau budaya indonesia yang dapat mempengaruhi atau membangun rasa nasionalisme di setiap produksi film merupakan contoh sederhana yang dapat diterapkan. Faktor hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya peran aktif pemerintah dalam menunjukan sikap nasionalisme terhadap media sehingga tidak dapat tersalurkan oleh masyarakat sehingga peran pemerintah menjadi suatu kepentingan dalam membangun jiwa nasionalisme melalui media per film-an di tanah air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H