Pierre Bourdieu lahir pada tahun 1930 di kota kecil selatan Perancis. Ia tumbuh di keluarga menengah kebawah, ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil. Ia bersekolah di Ecole Normale Superieure di Paris pada tahun 1950, tetapi ia enggan menulis tesis karena menganggap sekolah memiliki struktur yang otoriter, ia menolak orientasi komunis yang dianut oleh sekolahnya. Ia masuk wajib militer pada tahun 1956 dan menulis pengalamannya di Aljazair setelah wajib militernya selesai. Ia melanjutkan pendidikannya di College de France dan bekerja sebagai asisten sosiolog bernama Raymond Aron. Beberapa tahun setelahnya Bourdieu pindah ke Universitas Lille dan menduduki posisi sebagai Direktur Studi di L'Ecole Practique des Hautes Etudes pada 1964. Dan pada tahun 1968 ia menjadi direktur di Centre de Sociologie Europeenne. Ia meninggal di usia 71 tahun pada 23 Januari 2002.
Saya mengenal teori praktik sosial dari buku yang berjudul "Teori Sosiologi Modern" yang ditulis oleh George Ritzer. Dalam pdf tersebut disebutkan bahwa konsep teori praktik sosial yaitu habitus, arena, dan modal. Bourdieu menyatukan objektivisme (mengedepankan struktur objektif dalam praktik sosial) dan subjektivisme (mengedepankan peran agen dalam praktik sosial). Ia merumuskan teori ini bagai persamaan (habitus x modal) + arena = praktik sosial. Dalam persamaan tersebut, Bourdieu menunjukkan kunci untuk mendamaikan perselisihan subjektivisme dan objektivisme.
Habitus menurut Bourdieu bukan sekedar kebiasaan seseorang, tetapi struktur mental yang digunakan aktor untuk menghadapi dunia sosial. Habitus diperoleh dari lamanya posisi dalam kehidupan sosial diduduki. Jadi habitus setiap individu akan berbeda-beda, tergantung pada wujud posisi seseorang dalam kehidupan sosial itu. Habitus terbentuk setelah berinteraksi dengan masyarakat dalam ruang dan waktu tertentu. Habitus berkaitan dengan arena, arena adalah ruang tempat individu saling berinteraksi dan bersaing untuk mendapatkan power simbolis. Pun habitus juga berkaitan dengan modal, dimana modal juga harus ada dalam setiap arena, agar arena memiliki arti. Legitimasi aktor dalam tindakan sosial dipengaruhi oleh modal yang dimiliki. Modal yang dimaksut Bourdieu adalah modal ekonomi, budaya, sosial, maupun simbolik.
Dalam pemahaman saya, teori ini memiliki rumus yaitu habitus x modal ditambah arena menghasilkan suatu praktik sosial. Praktik merupakan hasil dari kebiasaan dan modal kita di arena yang kita pilih. Manusia adalah mahluk sosial dimana kita tidak lepas dari proses berinteraksi dengan individu lain. Habitus ini terbentuk setelah individu bersosialiasi dengan lingkungannya, habitus bisa bertahan lama atau bahkan cepat berubah, tergantung bagaimana kehidupan sosial kita. Dalam praktik sosial kita juga memerlukan arena untuk bersaing dan modal untuk menjalankan Pratik sosial tersebut. Ketiga hal tersebut saling berhubungan dan membentuk sebuah praktik sosial. Habitus, arena, dan modal membentuk kehidupan melalui praktik-praktik sosialnya.
Contoh yang saya ambil dari teori ini adalah kegiatan belajar. Dalam hal ini, belajar bisa menjadi habitus karena melalui proses panjang dari semasa kanak-kanak. Pun keinginan untuk belajar bisa muncul setelah kita berinteraksi dengan orang lain. Misal teman kita rajin belajar, kita jadi punya motivasi untuk belajar juga. Jika kita sering belajar, dari waktu ke waktu belajar akan menjadi kebiasaan kita. Arena yang kita pilih bisa berbagai macam, bisa di sekolah ataupun di rumah, dengan modal yang kita punya seperti modal fasilitas sekolah atau fasilitas dari orang tua untuk keberlangsungan proses belajar kita. Modal lainnya bisa seperti pengetahuan yang kita miliki sebelumnya. Terkadang arena yang sama dengan modal yang berbeda akan menghasilkan sebuah persaingan. Percampuran antara habitus, arena, dan modal inilah yang disebut teori praktik sosial.
Sumber :
Krisdinanto, N. (2014). Pierre Bourdieu Sang Juru Damai. Kanal, Vol. 2 No. 2, 195-198.
Siregar, M. (2016). Teori "Gado-Gado" Pierre-Felix Bourdieu. Jurnal Studi Kultural, Vol. I No.2, 80-81.
Ritzer, G., & Goodman, D. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H