Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UNDIP Melakukan Penyuluhan Terkait Gizi Seimbang pada Bayi dan Balita untuk Mencegah Terjadinya Stunting di Desa Sugihan

Diperbarui: 6 Februari 2024   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi KKN TIM 1 UNDIP Desa Sugihan (Dokpri)

Sugihan, Kabupaten Sukoharjo (17/01/2024) Salah satu mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP 2024 bernama Nafisah Salsabila yang sedang melaksanakan program kerja monodisplin berupa edukasi tentang gizi seimbang pada bayi dan balita dalam mencegah terjadinya stunting, dengan sasaran utama yaitu ibu dan balita yang berlokasi di Dusun Dalangan Desa Sugihan. Program ini bertujuan dapat memberikan informasi yang tepat dan meningkatkan pemahaman kepada orang tua terutama ibu tentang pentingnya memberikan makanan bergizi kepada anak-anak. 

Melalui penyuluhan ini diharapkan bagi ibu dapat mengetahui jenis makanan yang diperlukan sesuai usia dan porsi pada anak. Dengan pemahaman yang lebih baik, dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta mencegah terjadinya stunting pada anak. 

Dalam hal ini ibu yang memiliki bayi dan balita harus memperhatikan asupan gizi yang diperlukan sang buah hati. Maka ada namanya "Isi Piringku" sebagai berikut

Isi Piringku (Dok. Kemenkes)

Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, sepertiga bagian dari piring diisi dengan makanan pokok seperti beras (nasi), jagung, singkong, ubi, sagu.  Sepertiga bagian lainnya diisi dengan sayuran, sedangkan seperenam bagian dari piring diisi dengan buah-buahan dan seperenam sisanya diisi dengan lauk-pauk seperti tempe, tahu, telur, ikan, daging. Selain itu, "Isi Piringku" juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap harinya, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan, serta memantau tinggi badan dan berat badan pada anak.

 Selain pedoman gizi seimbang, pemberian ASI-MPASI sesuai usia juga perlu diperhatikan. Bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan lainnya, seperti susu formula, air jeruk, madu, air putih, buah-buahan, nasi,tim,  biskuit, dan bubur. Pada usia 6 bulan, kebutuhan bayi akan energi dan gizi mulai meningkat dan tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga diperlukan makanan pendamping ASI (MPASI). Bayi usia 6-9 bulan diberikan MPASI dengan tekstur bubur kental. Bayi usia 9-12 bulan diberikan MPASI dengan tekstur dicincang (halus maupun kasar) dan snack finger food. Sedangkan bayi usia 12-24 bulan diberikan makanan keluarga. Pemberian ASI secara rutin sampai usia 2 tahun (24 bulan) dapat menjaga kesehatan pada anak. Cara mengolah makanan yang  benar dan menggunakan bahan berkualitas baik juga perlu diperhatikan dalam menyajikan makanan pada anak. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline