Lihat ke Halaman Asli

Siti Nafirah Ramadhani

Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dinamika Unik Hubungan Orang Tua dan Anak Bungsu: Benarkah Selalu Menjadi Kesayangan?

Diperbarui: 16 Desember 2024   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.freepik.com/free-photo/affection-family with-relax time

Dalam dinamika keluarga, hubungan antara orang tua dan anak bungsu memiliki karakteristik unik yang menarik untuk dipahami. Anak bungsu, sebagai anggota termuda dalam keluarga, sering kali mendapatkan perlakuan berbeda dari orang tua dan saudara-saudaranya. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan interaksi sosial mereka di kemudian hari. Memahami dinamika hubungan ini penting bagi orang tua untuk dapat memberikan pola asuh yang tepat dan membantu anak bungsu tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial.

https://www.freepik.com/free-photo/young-family-spending-time-with-their-toddler

Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak bungsu adalah kecenderungan orang tua untuk memberikan perhatian lebih. Anak bungsu sering dianggap sebagai "anak emas" dalam keluarga, mendapatkan perlakuan istimewa dan kelonggaran dalam berbagai hal. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengalaman orang tua yang sudah lebih matang dalam mengasuh anak, atau perasaan nostalgia karena anak bungsu adalah anak terakhir mereka. Akibatnya, anak bungsu cenderung memiliki kepribadian yang lebih santai, kreatif, dan berani mengambil risiko. Mereka juga sering kali menjadi pencari perhatian, mengembangkan kemampuan sosial yang baik untuk mendapatkan perhatian dari orang tua dan saudara-saudaranya.

https://www.freepik.com/free-photo/boys-with-glasses-write-books-think-classroom

Namun, pola asuh yang terlalu memanjakan dapat membawa tantangan tersendiri bagi perkembangan anak bungsu. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menghadapi kekecewaan atau frustrasi, karena terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan mudah. Anak bungsu juga dapat mengembangkan sifat manipulatif, menggunakan posisi mereka sebagai yang termuda untuk mendapatkan keuntungan. Di sisi lain, mereka mungkin merasa kurang percaya diri atau merasa harus selalu membuktikan diri, terutama jika sering dibandingkan dengan prestasi saudara-saudara mereka yang lebih tua. Orang tua perlu menyeimbangkan kasih sayang dan disiplin, memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia anak bungsu untuk membantu mereka mengembangkan kemandirian dan ketahanan mental.

https://www.freepik.com/premium-photo/smiling-diverse-kids-hold-hands-each-other-looking-camera

Dinamika unik lainnya dalam hubungan orang tua dan anak bungsu adalah pengaruh saudara yang lebih tua. Anak bungsu sering kali belajar banyak dari mengamati interaksi orang tua dengan kakak-kakaknya, yang dapat membentuk ekspektasi mereka terhadap hubungan dengan orang tua. Mereka mungkin mengembangkan strategi untuk mendapatkan perhatian atau menghindari konflik berdasarkan pengalaman saudara-saudara mereka. Orang tua perlu menyadari dinamika ini dan berusaha memberikan perhatian yang seimbang kepada semua anak, sambil tetap menghargai keunikan masing-masing. Penting juga bagi orang tua untuk mendorong hubungan yang positif antara anak bungsu dengan saudara-saudaranya, membantu mereka membangun ikatan yang kuat dan saling mendukung.

Memahami dan mengelola dinamika unik hubungan orang tua dan anak bungsu membutuhkan kesadaran dan upaya yang konsisten. Orang tua perlu menyeimbangkan kasih sayang dengan disiplin, memberikan perhatian yang cukup tanpa terlalu memanjakan, dan mendorong kemandirian sambil tetap memberikan dukungan. Dengan pendekatan yang tepat, anak bungsu dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Mereka dapat memanfaatkan kelebihan mereka sebagai anak bungsu, seperti kreativitas dan kemampuan adaptasi, sambil mengatasi tantangan yang mungkin mereka hadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline