Lihat ke Halaman Asli

Suara Hati Pepohonan

Diperbarui: 6 April 2024   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang mereka pikirkan hanya uang, uang dan uang. Apakah mereka tak sadar bahwa jika menebangku akan membuat mereka kepanasan bahkan hingga jatuh sakit. Aku, aku bukankah lebih berguna saat hidup dibanding ketika mati. Atau aku salah kaprah bahwa lebih baik mati, jika aku mati aku bisa menjadi meja, kertas bahkan-

    Heh, jangan berpikir begitu mau bagaimanapun juga kita lebih lebih bermanfaat saat masih hidup. Kita bisa mencegah berbagai bencana yang menyusahkan mereka juga memberi tambahan oksigen itu tidak bisa dibandingkan dengan hanya menjadi selembar kertas kosong ataupun ranjang. itu tak bahkan tak seberapa.

    Kalian salah, manusia juga salah. Jika memang kita sudah tua dan rapuh bukankah lebih baik kita ditebang, terima sajalah takdir kita. Daripada roboh tanpa aba-aba menyebabkan adanya korban jiwa dan fisik. Manusia pun salah mereka seenaknya saja mengeksploitasi kita. Andaikan mereka mau menanam bibit bibit baru agar setidaknya tak ada spesies yang punah. Tentu kami akan ikhlas menerimanya.

 Namun itu hanyalah perandaian. Entah mereka yang membaca mau mewujudkannya atau tidak.  Semua hal harus berjalan seimbang. Bayangkan jika semua pohon tak bisa ditebang karena ketidakmauan mereka, mungkin kita tidak tinggal di rumah melainkan rumah pohon 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline