Lihat ke Halaman Asli

Toleransi sebagai Jawaban atas Maraknya Isu Radikalisme

Diperbarui: 27 November 2024   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah dinamika kehidupan sosial yang semakin kompleks, isu radikalisasi dan ekstremisme menjadi tantangan besar yang dihadapi banyak negara di seluruh dunia. Fenomena ini bukan hanya mengancam stabilitas sosial, tetapi juga memecah belah masyarakat dan menciptakan ketegangan yang merusak tatanan perdamaian. Salah satu cara untuk menghadapi radikalisasi yang semakin meresahkan adalah dengan menumbuhkan nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari

. Toleransi, sebagai sikap saling menghargai dan menerima perbedaan, merupakan jawaban yang efektif untuk mengatasi eskalasi radikalisasi yang sering kali didorong oleh ketidakmengertian, kebencian, dan intoleransi terhadap perbedaan.


Radikalisasi dan Penyebabnya
Radikalisasi sering kali berakar pada ketidakpuasan terhadap kondisi sosial, politik, atau ekonomi. Individu yang merasa terpinggirkan atau tidak dihargai, baik karena latar belakang agama, etnis, atau ideologi, rentan untuk terjebak dalam pemikiran ekstrem. 

Kelompok radikal sering memanfaatkan ketidakadilan ini untuk merekrut anggota dan mempengaruhi mereka dengan ideologi yang memecah belah, mengajarkan kekerasan, dan menentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Penyebaran paham radikal ini semakin dipermudah oleh teknologi dan media sosial, yang memungkinkan pesan-pesan kebencian tersebar dengan cepat dan luas.

 Pada akhirnya, masyarakat menjadi terpolarisasi, dengan sedikit ruang untuk dialog dan pemahaman antara kelompok-kelompok yang berbeda. Inilah yang membuat radikalisasi menjadi ancaman global, yang tidak hanya melibatkan individu, tetapi juga memengaruhi hubungan antarnegara, masyarakat, dan budaya.


Pandangan Masyarakat Terkait Radikalisme
Pandangan masyarakat terhadap radikalisasi sangat bervariasi, bergantung pada pemahaman mereka tentang agama, politik, dan keamanan sosial. Secara umum, ada perspektif yang sering muncul, yaitu bagi sebagian besar masyarakat, radikalisasi sering kali diidentikkan dengan ancaman nyata terhadap keselamatan dan stabilitas.

 Insiden kekerasan atau terorisme yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang terpengaruh ideologi radikal telah menyebabkan ketakutan yang meluas. 

Media seringkali memperburuk ketakutan ini dengan menyoroti tindakan ekstremis, yang memperkuat pandangan bahwa radikalisasi adalah ancaman yang harus segera dihentikan. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi radikalisasi di lingkungan sekitar mereka, termasuk di kalangan keluarga dan teman dekat.


Masyarakat cenderung menghubungkan radikalisasi dengan kekerasan atau terorisme, dan ini menyebabkan ketidakpercayaan terhadap kelompok tertentu, terutama mereka yang dianggap berbeda dalam hal agama, etnis, atau pandangan politik. 

Ketakutan terhadap "kami versus mereka" juga dapat memperburuk polarisasi sosial, di mana kelompok-kelompok tertentu merasa terancam atau terasingkan dari kelompok mayoritas.


Gerakan-Gerakan yang Mengusung Toleransi, Seperti PELITA (Persatuan Lintas Agama)
Di tengah tantangan global terkait radikalisasi dan intoleransi, banyak gerakan dan organisasi yang muncul untuk mempromosikan toleransi dan kerukunan antarumat beragama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline