Lihat ke Halaman Asli

Darah Bercerita Rasa Tanpa Perasaan

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Toooott toot..

Terdengar begitu jelas klakson mobil rakyat metropolitan

Brakk...

Semua terhenti semua berubah, semua terdiam...

Jeritan mulai membisu

Hujan pudarkan merahnya

dan alirkan bersama aroma pilu disela-sela selokan kota.

Mendung kegelapan malam terlihat lebih cerah, ya lebih cerah.

Setelah sore itu,

Setelah pekatnya perasaan itu,

Setelah gelapnya pikiran itu,

Setelah sunyinya nafas gadis tak berdaya

Setelah keputusan pendek yang tak dapat dinalar.

Ia memilih sesuatu yang bujan pilihan.

Kini tak akan ada lagi halaman berikutnya,

Yang ada ialah duka purba sekelilingnya,

Yang ada hanyalah bunga layu hiasan nisan.

Hanyalah nama tanpa sedikit kehormatan

Hanyalah tawa botol bir lelaki jalang

Hanyalah saksi sek yang mematung bisu

Hanyalah itu,

Yang merangsang,

Yang memuaskan,

Yang menggairahkan

Yang menghidupkan serta mematikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline