Lihat ke Halaman Asli

Sulung Boleh Mengeluh Bukan?

Diperbarui: 22 Agustus 2023   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepanjang menjalani kehidupan hingga beranjak berumur dua puluh satu tahun dengan penuh kasih sayang orang tua dan teman-teman sekitar, orang-orang menyebutkan Si sulung selalu memiliki beban lebih berat dari pada adik-adiknya.

Aku si sulung dengan satu adik laki-laki. Momen yang sangat aku sukai ketika dia memelukku saat aku akan merantau keluar kota di salah satu kota besar di Jawa Tengah untuk melanjutkan pendidikan Strata 1. Biasanya kita (aku dengan adikku) selalu bercerita dengan akrab. Kita hampir setiap malam menaiki motor hanya untuk bercerita dan berhendi di salah satu toko grosir membeli satu dua buah es krim.

Kalau biasanya aku hanya memiliki satu adik, sekarang tidak lagi. Calon adikku berumur 4 bulan saat aku liburan semester 5. Kalian kalau berada diposisiku merasa senang atau bahagia bukan?

Tentu, aku tentu turut berbahagia untuk itu, tapi di perasaan lain aku sedang merenungi kedepannya. Banyak hal yang berisik di kepalaku, salah satunya apakah aku mampu menjadi kakak yang baik untuk adik-adikku nantinya.

Kehidupan ini tak semudah yang kita lihat saat masih belia, kehidupan ini penuh dengan sesak. Bagaimana jika kedepannya aku tidak bisa menjadi kakak yang mampu mengayomi adikku, bagaimana pula aku bisa membayar jasa ayah dan ibukku walaupun tentu tak bisa kubalaskan, bagaimana jika aku tidak mampu menjaga diriku sendiri.

Setiba diujung pertanyaan, lalu siapalah yang nantinya hendak memeluk diri ini?

Teman-temanku, apakah kalian pernah mendengar pepatah tua yang membicarakan ''tenanglah,jiwa yang tenang akan membeeri jalan untuk tiap permasalahan hidup''

Baiklah aku cukup termotivasi untuk  mencoba tenang terlebih dahulu dan menghentikan berisiknya isi kepala ini. Tapi aku selalu bertanya-tanya nantinya aku akan menjadi manusia seperti apa?

Di hidup ini, kita bisa memilih hendak kemana akan membawa diri.

Hal klasik yang terkadang tak kita semua sadari adalah bahwa hidup pasti banyak hal yang dilalui, entah itu perasaan bahagia, atau mungkin perasaan tak mengenakan yang kita dapatkan setelah tertawa, tapi memang kodrat hidup seperti itu.

Soal nanti hendak kubawa kemana diri ini, kita pikirkan setelahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline