Lihat ke Halaman Asli

Perceraian Orang Tua dan Pengaruhnya Pada Perkembangan Anak

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di akhir abad 20, perceraian pada keluarga merupakan hal yang biasa terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi perceraian tersebut, dan tidak sedikit faktor ter]sebut merupakan hal yang sepele seperti ketidak cocokan prinsip bisa menjadi alasan untuk bercerai. Dan hal tersebut memberikan dampak terhadap perkembangan sosioemosi pada anak.

Sebagian peneliti sepakat bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga bercerai memperlihatkan penyesuaian diri yang lebih buruk dari pada anak-anak yang berasal dari keluarga utuh. (Amato dan Dorius, 2010). Penyesuaian tersebut bisa terlihat dari sikap sosial anak. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang bercerai cenderung memperlihatkan masalah-masalah akademis, masalah eksternal (seperti berulah dan kenakalan remaja) dan masalah internal (seperti kecemasan dan depresi), kurang memiliki tanggung jawab sosial, kurang kompeten dalam relasi yang akrab dan memiliki penghargaan diri yang rendah.

Namun, disisi lain banyak juga anak-anak yang berasal keluarga yang berceraitidak memiliki masalah penyesuaian yang berarti. Mereka menganggap perceraian tersebut merupakan keputusan yang bijaksana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline