Al-Qur’an merupakan kitab suci semua orang muslim sedunia. Al-Qur’an dapat mempengaruhi perubahan fisiologis yang besar. Al-Qur’an dapat menghilangkan rasa kegelisahan dan kegundaan hati seseorang yang membaca maupun yang mendengarkannya. Hal itu yang menjadi keistimewaan yang dimiliki oleh al-Qur’an. Namun, bagaimana jika lantunan al-Qur’an tersebut di perdengarkan oleh janin yang masih dalam kandungan ibu? Apakah terdapat respon tertentu?
Masa kehamilan merupakan masa-masa yang ditunggu oleh seorang wanita setelah menikah. Dimana pada masa itu merupakan sebuah mukjizat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya, yang mana Ia telah memberikan sebuah kehidupan di dalam perut seorang wanita. Pada umumnya seorang wanita yang diberikan kepercayaan tersebut oleh Allah wajib untukmerawat dan memperhatikan kesehatan dan perkembangan janin dalam perutnya. Hal itu sangat diperlukan karena pada masa tersebut merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi dimana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan atau yang disebut dengan masa pranatal.( William Sallenbach, 1998).
Oleh karena itu, pada masa ini perlu perhatian khusus, karena apapun yang terjadi pada masa ini, baik positif maupun negatif akan berpengaruh pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Dengan demikian, salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan janin yakni dengan mendengarkan lantunan ayat-ayat al-Qur’an. Dimana al-Quran memberikan pengaruh besar terhadap perubahan fisiologis dan dapat mendamaikan hati orang yang membaca maupun yang mendengarkan. Begitupun juga jika diperdengarkanoleh ibu hamil maupun bayi yang menjadikan pikiran keduanya tenang dan dapat menstimulasi kecerdasan janin serta sebagai upaya mengenalkan Allah dan agama sejak dini.
Hal itu telah dibuktikan dengan kisah nyata dari “Farih Abdurrahman”seorang balita yang hafidz al-Qur’an. Dimana ibunya selalu membacakan surat Al-Kahfi ketika Farih masih didalam kandungan dan mendengarkan lantunan-lantunan al-Qur’an maupun dzikir untuk dikomunikasikan kepada janinya. Al-hasil ketika Farih dilahirkan dan mampu berbicara di usia 2 tahun kata-kata yang awal diucapkan yaitu surat Al-Kahfi. Dengan berjalanya waktu dan bimbingan orangtuanya Farih mampu menghafalkan Al-Qur’an dalam usia dini yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang dewasa.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur'an. selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. jika musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan Intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) seseorang, bacaan seseorang lebih dari itu. selain mempengaruhi dua hal tersebut, bacaan Al-Qur'an mempengaruhi kecerdasan spiritual.
Demikian sedikit tulisan saya yang mungkin bisa menambah pengetahuan kita semua. namun, disisi lain tulisan inii jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran dari anda semia untuk memperbaiki tulisan selanjutnya..
Referensi:
http://rachmatbox.blogspot.com/2013/09/psikologi-perkembangan-masa-prenatal.html
Hambali, Muhammad. 2013. Cinta al-Qur’an Para Hafidzh Cilik. Jogjakarta. Najah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H