Lihat ke Halaman Asli

Ihdi Bahrun Nafi

Foto Pribadi

[Fiksi Fantasi] Dunia Empat Sahabat

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh Ihdi Bahrun Nafi (55)

Kepagian.

selalu saja menjadi kebiasaan. Apalagi kepagian itu diiringi dengan akibat yang buruk. Toni, seorang anak yang memakai kacamata setiap harinya mungkin dapat dikenal sebagai anak kutu buku. Namun fakta sebaliknya meski dia juga seorang programmer dan gamer yang handal namun kebiasaan buruknya bangun siang membuatnya lulus lebih lama dari dua sahabat karibnya  Sofi dan Jamil lulus dengan tepat waktu 4 tahun. Bahkan Jamil yang terbaik diantara sahabatnya sekarang sudah menapaki jenjang pascasarjana di Yogyakarta. Sedangkan Sofi lebih memilih bekerja di sebuah perusahaan swasta. Kriiiing.. jam weker lamanya yang selalu dihidupkan sebagai cara mencegahnya untuk bangun siang membuat ia terbangun diiringi matahari yang telah terbit di ufuk timur . Akan tetapi lagi-lagi ia salah untuk mengatur ulang alarmnya tepat pada waktu jam sebelum kuliah. Segera saja ia menuju kamar mandi. Ia menjadi sedikit menyesal dengan malamnya yang dihabiskan untuk mengerjakan tugas dan bermain game.

Ibadah shubuh pun harus ia tinggalkan berkali-kali, meskipun Dini adik kelas dan sahabat karibnya selalu mengingatkannya, sebab dengan do`a akan membuat kita semakin positif menjalani hidup. Dengan memakai pakaian seadanya yang ia temukan, serta beberapa buku dan tak lupa laptop yang menjadi kebutuhan utama anak IT selalu dibawanya. Dengan berjalan tergesa-gesa ia keluar dari kamar kostnya dan melewati jalanan yang sedikit kumuh dengn banyak sampah berserakan serta tanaman tandus yang dibiarkan begitu saja tanpa dirawat. Hal itu terjadi setiap pagi ketika Toni melewati jalan tersebut bahkan tanaman yang dulunya menjadi tanaman hias yang cantik menjadi tandus seolah-olah hidupnya hanya beberapa hari.

Di gerbang kampus ia berpapasan dengan Dini . ia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan teman karibnya tersebut. Namun hal itu tidak diindahkan olehnya dan ia terus berlari menuju ruang kelas. Sesampainya di ruang kelas, ia tidak melihat keramaian kelas bahkan tidak satupun orang disana, hanya kursi-kursi yang berjejer rapi seperti biasanya. Toni pun bingung dan bergegas menuju mading fakultas. Dan hal lain didapatnya...

“ oh tidak, aku memang salah waktu seharusnya aku datang setelah dhuhur

“ nah, itu akibatnya tidak memperhatikan waktu “ tiba-tiba Dini datang

“ iya  adek, lain kali abang patuh deh”

“ ih.. siapa yang mau panggil abang, mas aja kadang kadang ogah”

“ iya deh, bagaimana kalau makan pagi bareng”

“ oke , mau makan dimana”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline