Lihat ke Halaman Asli

Sebab Akibat Stres Akademik dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 18 Mei 2024   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

              Stres yaitu suatu ketidaksesuaian antara keinginandengan kenyataan yang mempengaruhi perilaku seseorang. Kata lainnya, stress merupakan sebuah reaksi terhadap stressor yang berasal dari luar maupun dari individu. Stres akdemik yaitu stress yang muncul akibar academic stressor, seperti kegiatan pembelajaran, waktu belajar, banyaknya tugas, prokrastinasi, dan lain sebagainya. Tekanan tesebut memunculkan reaksi secara fisik, perilaku, pikiran, maupun emiosi-emosi negative.

              Stress akademik ini terjadi karena adanya ketidak sesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya actual yang dimiliki peserta didik. Akibatnya peserta didik merasa terbebani oleh berbagai tuntutan tersebut. Stress akademik disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya:

  • Factor internal

Factor internal meliputi pola pikir, kepribadian, dan keayakinan.

  • Pola piker

Seorang individu yang memiliki pela piker tidak baik mengakibatkannya tidak dapat mengendalikan situasi, cenderung mengalami stress lebih besar. Semakin besar kendali bahwa individu dapat melakukan sesuatu, semakin kecil kemungkinan stress yang dialami.

  • Kepribadian

Kepribadian seorag peserta didik dapat menentukan Tingkat toleransinya terhadap stress. Tingkat stress peserta didik yang optimis lebih kecil dibandingkan dengan Tingkat stress pesrta didik yang pesimis.

  • Keyakinan

Penilaian yang diyakini peserta didik dapat mengubah pola pikirnya terhadap suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stress dalam jangka panjang secara psikologi.

  • Factor eksternal

Factor eksternal meliputi pelajaran yang padat, tingginya tekanan berprestasi, dorongan status sosial,

  • Pelajaran yang padat

Kurikulum di Indonesia mempunyai standar yang semakin tinggi. Akibatnya persaingan antar peserta didik semakin ketat, waktu belajar bertambah, dan beban peserta didik semakin meningkat. Meskipun sebagian alasan tersebut berkontribusi dalam kemajuan negara, kita harus mengakui bahwa hal tersebut dapat meningkatkan stress akademik bagi peserta didik.

  • Tingginya tekanan berprestasi

Peserta didik ditekankan untuk berprestasi dengan baik dalam ujian-ujian mereka. Tekanan ini terutama dating dari orang tua, keluarga, guru, tetangga bahkan teman sebaya.

  • Dorongan status sosial

Pendidikan sering dijadikan symbol status sosial. Orang-orang dengan kualifikasi akademik yang tinggi akan dihormati oleh Masyarakat sekitar. Berbeda dengan orang yang tidak memiliki Pendidikan yang tinggi akan dipandang rendah. Jadi peserta didik yang berhasil secara akademik akan disukai, dikenal, dan dipuji oleh Masyarakat. Begitupun dengan sebaliknya, peserta didik yang tidak berprestasi di sekolah dipandang sebagai anak yang lambat, malas, atau sulit dalam memahami materi pelajaran. Sehingga mereka lebih dianggap sebagai pembuat masalah,   ditolak guru, dimarahi orang tua, diabaikan teman.

         Peserta didik yang mengalami stress akademik ini secara emosional ditandai dengan gelisah, cemas, sedih, depresi dan merasa harga dirinya turun karena merasa tidak mampu melaksanakan tuntutan akademik tersebut. Sedangakn secar fisik ditandai dengan sakit kepala susah tidur, sakit punggung, diare, Lelah atau kehilangan energi untuk belajar.  Secara perilaku sendiri ditandai drngan Tindakan agresif, kecenderungan menyendiri, ceroboh, menyalahkan orang lain, melamun, berjalan mondar-mandir atau perubahan pada perilaku sooaial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline