Lihat ke Halaman Asli

Siti Nafiatul Ummah

Advertising Student

Bagaimana agar Tidak 'Baper' Terus-menerus?

Diperbarui: 10 Oktober 2016   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di era remaja sekarang ini sering kita mendengarkan istilah gaul atau slang seperti kepo,mager,gabut,baper,dan lain-lain.Baper (bawa perasaan) sebuah kata yang sangat familiar di mulut para remaja seperti, “dia dari tadi ngeliatin aku terus he,apa dia suka aku yaa??” atau “kamu sih perhatian banget sama aku dikit-dikit ngechat dikit-dikit ngajak pergi jadinya aku menaruh harapankan ke kamu,kamu tega?” dan banyak lagi ungkapan-ungkapan tentang baper.Sebenarnya baper (kepada lawan jenis) itu baik dan menandakan kita adalah orang yang peka dan pehatian dengan perilaku orang lain ke kita,namun apabila terlalu berlebihan bisa berdampak negatif bagi diri kita dan orang lain.

Dampak negatif dari baper belebihan adalah kita jadi mudah merasa simpati dan tertarik kepada seseorang,baik kenal ataupun tidak yang akhirnya menyebabkan kita menaruh harapan dan orang tersebut bisa jadi memang tertarik pada kita atau hanya ingin kenal dan dekat saja kerena ingin punya banyak relasi.Orang lain yang tahu kalau kita “baperan” akan merasa risih dan enggan dekat dengan kita karena takut “dibebani” perasaan sepihak.Orang yang baperan memiliki tingkat emosional yang tinggi sehingga dia tidak menggunakan logika dalam bercinta.

Setiap manusia memiliki tingkat emosional yang berbeda-beda,namun ada cara untuk mengurangi dan mencegah baper yang ada di hati kita yaitu seperti berikut

  1. Bersifat terbuka dan memperbanyak teman di manapun kita berada,karena orang dengan sifat terbuka cenderung easy going dengan lawan jenis dan kita menjadi paham beragam karakter orang dari sisi budaya,ras,keturunan, gen dan gender yang berbeda-beda.
  2. Lebih mengedepankan logika ketimbang emosi ,apabila kita masih terbawa emosional dengan lawan jenis,berfikirlah jernih dan mengedepankan tujuan awal.
  3. Realistis dengan perilaku lawan jenis kepada kita.
  4. Belajar dari pengalaman orang lain.
  5. Jangan gampang percaya dengan rayuan,gombalan,dan kata-kata manis dari lawan jenis

Pada hakikatnya mereka hanya mencari perhatian atau menginginkan perhatian sementara,namun pada kenyataannya orang yang “baperan”menganggap hal itu kode keras (sindiran) untuk dirinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline