Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Narasi Pada Surat Kabar Al-Jazeera dan Al-Quds Dalam Menyoroti Isu Peningkatan Pertempuran yang Terjadi Secara Tiba-Tiba di Suriah

Diperbarui: 14 Desember 2024   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Jazeera adalah sebuah surat kabar yang didirikan di Qatar pada tahun 1996 dan dikenal karena pemberitaannya yang mendalam mengenai isu-isu dunia Arab dan internasional sehingga menjadi sumber informasi cukup penting bagi khalayak Timur Tengah dan dunia. Sementara Al-Quds adalah sebuah surat kabar berbahasa Arab yang berbasis di Yerussalem, Palestina. Didirikan pada tahun 1951 berfokus pada pemberitaan isu-isu Palestina, termasuk di antaranya konflik, perkembangan sosial, budaya dan politik. Selain itu Al-Quds juga menjadi suara penting dalam menyuarakan perjuangan rakyat Palestina dan menyediakan berita harian baik dalam bentuk cetak maupun daring. Namun, meskipun fokus utamanya pada isu-isu yang berkaitan dengan Palestina, cakupan pemberitaannya tidak terbatas pada Palestina saja. Surat kabar ini juga meliput berita dari dunia Arab secara umum, termasuk isu-isu yang terjadi di Timur Tengah serta perkembangan.

Al-Jazeera dan Al-Quds Al-Arabi adalah salah satu diantara banyak media cetak yang cukup berpengaruh di dunia Arab, terutama di bidang pemberitaan. Kedua surat kabar tersebut mengusung peliputan yang mendalam terkait isu-isu dunia Arab, internasional, politik, ekonomi, budaya dan isu-isu sosial yang banyak terjadi di dunia Arab khusunya dan internasional pada umumnya.

Dalam konteks pemberitaan mengenai isu peningkatan pertempuran yang terjadi di Suriah, kedua surat kabar ini menunjukkan komitmen yang sama dalam menyoroti isu tersebut. Namun, pendekatan dan cara mereka menyampaikan berita tersebut mencerminkan pendekatan  dan cara yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam menanggapi isu peningkatan pertempuran tersebut Dewan Keamanan PBB menyelenggarakan sebuah pertemuan yang di laksanakan di New York dan dihadiri oleh White Helm, sebuah organisasi sukarelawan pertahanan sipil yang beroperasi di wilayah yang dikuasai oposisi Suriah dan juga dihadiri oleh masing-masing utusan dari wilayah-wilayah yang bersangkutan, diantaranya ada Robert Wood sebagai wakil Duta Besar AS, Vasily Nebenzia sebagai wakil Duta Besar Rusia, Murad Hasheem sebagai koresponden dari Al-Jazeera, Geir Pedersen sebagai utusan khusus internasional, Raed Al-Saleh selaku direktur White Helm dan Qusay Al-Dahhak sebagai perwakilan tetap Suriah. Dalam pertemuan tersebut juga terjadi bentrok antara Amerika Serikat-Rusia mengenai peningkatan pertempuran yang terjadi secara tiba-tiba di Suriah.

Baik Al-Jazeera maupun Al-Quds sama-sama menginformasikan bahwa konfrontasi yang terjadi antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai peningkatan pertempuran yang terjadi di Suriah secara tiba-tiba dalam pertemuan tersebut disebabkan karena masing-masing dari mereka saling menuduh satu sama lain mendukung terorisme. Sebagaimana yang tertulis dalam Al-Jazeera

"

Tuduhan tersebut dilontarkan oleh Amerika Serikat kepada Rusia maupun Rusia kepada Amerika Serikat, mereka saling menuduh lawan bicaranya sebagai teroris akibat meningkatnya pertempuran di Suriah. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Keamanan PBB itu menjadi saksi bisu perdebatan yang terjadi diantara mereka. Sebagaimana tertulis dalam Al-Quds

.

Meskipun terjadi perdebatan sengit antara Amerika Serikat dan Rusia, namun hal ini tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap memperjuangkan hak bagi Suriah dan upayanya untuk menyelesaikan pertempuran yang meningkat secara tiba-tiba disana. Sebagaimana tertulis dalam Al-Jazeera.

 

Dalam kutipan tersebut, Robert Wood sebagai wakil Duta Besar AS dengan sangat berani menyerukan pengurangan eskalasi di Suriah dan melindungi warga sipil yang banyak menjadi korban akibat meningkatnya pertempuran di Suriah. Sementara itu dengan sangat keras Al-Saleh juga menyerukan bahwa komunitas internasional harus bekerja untuk menghentikan pelanggaran rezim terhadap warga Suriah. Selain itu, dukungan yang sama juga dilontarkan oleh Pedersen sebagai utusan khusus internasional, sebagaimana tertulis dalam Al-Quds

: " "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline