Proses pembelajaran yang bersifat konvensional dirasa kurang menyenangkan dan terbilang monoton. Selain itu, pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dan buku akan membuat siswa bosan dengan pembelajaran di kelas. Teaching activities are very important for teachers because teaching is the process that causes students to learn (Nafiah et al., 2019). Aktivitas pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi guru karena pengajaran merupakan suatu proses yang menyebabkan siswa belajar. Proses pembelajaran yang baik haruslah memuat aspek interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan memberikan ruang yang lebih bagi siswa untuk dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian, sesuai dengan bakat dan minat siswa (Mustaqim & Kurniawan, 2017). Pada masa pandemic telah merubah system pembelajaran dari offline menjadi online. Hasil penelitian menunjukkan jika pembelajaran yang dilakukan pada saat pandemic covid 19 yang sering digunakan guru menggunakan aplikasi whatsapp, googleclassroom, google meet. The implementation of online learning during Covid-19 pandemic was carried out very well using three learning applications. The applications that are most used by teachers and students in learning are WhatsApp, Google Classroom, and Google Meet (Nafiah, Ghufron, et al., 2022). Selain penggunaan aplikasi pada pembelajaran penggunaan media pembelajaran juga diperlukan dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik juga sangat diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi pembelajaran salah satunya dengan pembelajaran yang berbasis teknologi agar tampilan dan gaya belajar lebih menarik serta membuat siswa terhindar dari rasa jenuh dan bosan saat mengikuti pembelajaran. Semakin meningkatnya siswa yang memiliki dan menggunakan perangkat mobile maka semakin besar peluang penggunaan perangkat teknologi dalam pendidikan.
Media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran yang inovatif. The use of media in the teaching process should be a part that must receive attention from the teacher as a facilitator in every learning activity (Maulidiyyah et al., 2021). Penggunaan media dalam proses pembelajaran seharusnya menjadi bagian yang harus mendapat perhatian dari guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dewasa ini, informasi dan teknologi memengaruhi aktivitas sekolah dengan sangat masif. Informasi dan pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sekali. Peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh darinya. Di masa mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.
Menyusun media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi scratch, tutor mendemonstrasikan beberapa contoh representative. Menyusun media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Scratch diikuti diskusi, pendalaman tentang media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Scratch . Latihaan terbimbing peserta mengembangkan contoh media pembelajaran dengan menggunakan Aplikasi Scratch dalam bentuk Workshop Virtual, Diskusi produk workshop, dan balikan terhadap produk yang disampaikan oleh tutor. Pada kegiatan ini memanfaatkan zoom untuk melakukan zoom. Pemanfaatan teknologi video conference dalam pembelajaran daring digunakan untuk mewakili tatap muka sehingga penjelasan bisa lebih Interactive (Permatasari & Nafiah, 2020). Latihan diperluas, dilakukan dalam bentuk penugasan dengan target peserta harus menghasilkan beberapa contoh media pembelajaran dengan menggunakan Aplikasi Scratch sesuai kebutuhan peserta. Berikut ini link youtube kegiatan pendampingan dan pelatihan https://www.youtube.com/watch?v=bIdEbEO0rtU. Sebelum pelatihan dilaksanakann, terlebih dahulu dilakukan tes awal untuk merekam pengetahuan awal peserta tentang menyusun media pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Scratch . Peserta diberi waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas yang diberikan, kemudian sesuai kesepakatan akan dilakukan pertemuan virtual untuk membahas produk peserta. Agar pertemuan virtual ini berjalan lancar, balikan dapat diberikan secara maksimal, produk peserta harus dikirim minimal 1 minggu sebelum kesepakatan waktu pertamuan virtual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H