Lihat ke Halaman Asli

Kebijakan Pemerintah Rasio Siswa 1:15

Diperbarui: 9 April 2016   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siang ini aku  dikejutkan oleh keputusan rapat dewan guru di madrasahku. Pasalnya? Dalam keputusan rapat bahwa tahun ajaran baru yang akan datang semua guru harus bisa mencari peserta didik baru. Kok seperti yang diterapkan di almamaterku ya? Sepertinya saya pernah dengar strategi mencari mahasiswa baru dengan imbalan sejumlah uang setiap mahasiswa. Persis yang diterapkan di madrasahku. Cuma yang menjadi masalah aku rumahnya jauh dari madrasah jadi tidak mungkin aku membawa anaknya orang untuk saya ajak sekolah di Madrasahku, apalagi anakku kalau harus sekolah di Madrasahku ya… aku dak mau mengorbankan masa depan anakku demi kepentingan sesaat. Tapi kalau dak mau menyekolahkan di Madrasah ini jangan ngajar di sini begitu kata yang dikutib dari ketua yayasan. Aku bingung. Sebenarnya kisah ini sudah diawali  oleh teman kuliahku. Waktu itu temanku bertanya, “bu murid di tempat ibu berapa?” 91 “jawabku”. Terus yang ibu mengajar kelas berapa? kelas 5,"jawabku" trus kelas 4 jumlah siwanya berapa, tanya dia, 13, klas 3 : 14, klas 2 : 14, emang kenapa? tanyaku. kedepan untuk kelas yang tidak memenuhi ratio 1 : 15, tunjangan profesinya dihapus. la terus gimana apa anak-anak yang belum usia sekolah dipaksa sekolah? apa anak-anak kita harus dibawa kesekolah kita sementara di dekat rumah juga ada madrasah yang lebih baik? yang jaraknya jauh saja kalau dipandang labih maju kebanyakan orang tua berfikir dua kali harus menyekolahkan di tempat yang lebih dekat. la kok ini jarak yang labih sekat ada, mutunyapun lebih bagus. kok anaknya suruh dibawa yang labih jauh yang mutunyapun masih dipertanyakan hanya karena kepentingan sesaat yaitu buar kuota siswa di tempat kerja memenuhi syarat. aduh pusing mikir kebijakan ini. ayo teman-teman kasih solusi...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline