Lihat ke Halaman Asli

Nafhisa Salsabella

Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa FBS Mengabdi: Merawat 48 Tanaman Toga dengan Teknik Tanah Berkelanjutan di KWT Nusa Indah

Diperbarui: 29 Oktober 2024   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi TIM Bersama Bapak Astadi dari KWT Nusa Indah

(Kelompok Wanita Tani) KWT Nusa Indah merupakan Taman Toga yang berlokasi di Desa Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Kegiatan belajar dengan berkunjung ke KWT Nusa Indah merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat "FBS Mengabdi". Penulis secara berkelompok mengunjungi KWT Nusa Indah dan mewawancarai Bapak Astadi selaku salah satu pengelola, untuk menanyai secara spesifik prihal perawatan tanah di KWT Nusa Indah.

Nusa Indah memiliki 48 tanaman toga. Salah satu langkah penting dalam perawatan tanaman adalah menjaga kualitas dan kondisi tanah yang digunakan. Di KWT Nusa Indah, tanaman ditanam baik langsung di tanah kebun maupun tanah dalam polybag/pot. Tanah pada taman Nusa Indah dibentuk bergunduk dengan tujuan mencegah tanah longsor saat hujan. Kemudian, di antara gundukan tersebut terdapat cekungan atau area datar yang berfungsi sebagai tempat air mengalir saat hujan. Area datar ini juga diberi biopori sebagai penampung air agar air tidak menggenang di atas tanah. Biopori merupakan lubang resapan air yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah untuk mengatasi genangan air dan memperbaiki struktur tanah. Untuk membuat biopori, dapat menggunakan bor tanah.

Dalam penanaman, tanah diberi campuran berupa sekam, dan kotoran kambing (sebagai pupuk). Sekam dicampurkan ke tanah dalam polybag dengan tujuan mencegah populasi bakteri dan gulma yang merugikan. Sekam memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porotas yang baik, selain dapat digunakan sebagai bahan kompos, sekam berfungsi sebagai penggembur tanah. Tanah untuk penanaman tanaman yang sehat harus basah, untuk mencegah tanaman layu/mati. Selain sekam dan kotoran kambing, Nusa Indah memanfaatkan air kulit bawang sebagai pupuk cair organik. Kulit bawang yang digunakan berasal dari kulit bawang merah dan bawang putih. Air kulit bawang putih digunakan untuk mencegah jamur yang menyerang tanaman, sedangkan air kulit bawang merah digunakan untuk pemupukan langsung. Bahan yang digunakan pun sederhana, yakni air, kulit bawang, dan garam.

Di Taman KWT Nusa Indah, sejauh ini media tanam berupa sekam dan pupuk kompos hanya digunakan pada tanaman berpolybag dan berpot. Sedangkan, pada tanaman-tanaman yang tumbuh tanpa polybag atau ditanam langsung di tanah kebun belum menggunakan sekam/pupuk kompos. "Pupuk kita baru pakai di pot sama polybag saja, mbak. Untuk yang ditanam langsung seperti ini kita hanya mengandalkan air bersih saja." Ujar Pak Astadi (24/10/2024). Air yang digunakan oleh Nusa Indah pun merupakan air murni yang berasal dari sumur artesis (jenis sumber air yang tidak memerlukan pompa). Musim kemarau pun tidak mempengaruhi kesuburan tanah, karena kebun sama sekali tidak kekurangan air. Kemudian apabila turun hujan berkepanjangan, kesuburan tanah masih dapat dikontrol berkat biopori, sehingga sejauh ini belum ada tanaman yang mati akibat hujan. Tidak semua tanaman di tumbuhkan dalam polybag. Ada tanaman toga yang tumbuh secara alami di kebun, lalu dipindah dalam polybag untuk perawatan khusus. Karena dalam polybag, tanah yang digunakan sudah dicampur dengan sekam dan pupuk kompos, tujuannya agar tanaman yang dipindahkan ke dalam polybag bisa cepat tumbuh.

produk berupa pembuatan poster dan lokasi gmaps/DOK. TIM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline