Lihat ke Halaman Asli

nafan hadi

Masih belajar menulis,

Tiga Pilar Semangat Harganas Membangun Keluarga dan Wujud Revolusi Mental

Diperbarui: 4 Agustus 2015   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk meningkatkan fungsi dan peran keluarga dalam mewujudkan keluarga kecil yang tak hanya bahagia, tetapi juga berkualitas, bermartabat dan harmonis. Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter dan kuat. 

Dalam materi dari pemaparan Deputi Bidang KSPK BKKBN, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA menuliskan bahwa ada tiga pilar program BKKBN dalam membangun keluarga, Membangun Bangsa sebagai Wujud Revolusi Mental, yang atara lain : 

  1. Kependudukan
  2. KB dan Kesehatan Reproduksi
  3. Pembangunan Keluarga

Ketiga pilar tersebut memang menjadi tumpuhan yang benar-benar menjadi kerangka yang kokoh untuk menopang pembangunan dan terbentuknya sebuah revolusi mental untuk sebuah bangsa yang hebat dan berkarakter.

Namun, pertanyaan muncul, " Mengapa Demikian?". Berdasarkan telaah saya ketiga pilar tersebut menjadi skala priorotas dalam sebuah pembangunan bangsa; Pilar pertama yakni masalah kependudukan, masalah kependudukan ini adalah kunci dari ketiga pilar tersebut dimana, pentingnya pendataan dalam kependudukan menjadi modal utama. Pasalnya, setinggi apapun kemampuan suatu bangsa dalam ekonomi dan lain sebagainya jika diimbangi dengan tingginya sebuah pertumbuhan penduduk maka hal tersebut akan menjadi sia-sia, jadi, tidak ada gunanya pertumbuhan yang tinggi namun juga di ikuti oleh kebutuhan makan yang tinggi pula.

Terbukti negara besar seperti Cina dibuat pusing dengan masalah kependudukan, hingga mereka menggunakan sistem sama rasa untuk mengerem lonjakan penduduk. Ketika saya berkunjung kenegara tersebut, salah satu warga yang saya temui mengatakan bahwa Cina menerapkan sistem sama rasa dengan metode ketika ada salah satu karyawati di sebuah perusahaan yang mengadung anak ke-2 maka seluruh karyawan kator tersebut harus membayar denda.

Pilar yang kedua; KB dan Kesehatan Reproduksi, pilar yang kedua ini menjadi prioritas karena merupakan sebuah metode dari masalah kependudukan tersebut. Dimana dengan melakukan upaya-upaya penggunakaan program KB dan Kesehatan reproduksi dapat mengasilkan sumber daya manusia yang sehat. 

Sedangkan untuk pilar ketika yakni Pembangunan keluarga juga menjadi prioritas karena keluarga adalah wahana bagi anak untuk belajar mengenal dunia luar dan menjadi pribadi yang siap. Selain itu, sebuah bangsa yang hebat dibangun dari dalam keluarga yang hebat pula.

Keluarga merupakan sebuah pondasi awal terbentuknya karakter anak yang nantinya menjadi generasi penerus dan pembangun bangsa. Bahwa Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB (dalam Megawangi, 2004), fungsi utama keluarga adalah”sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera”.Sumber; http://jatim.bkkbn.go.id/orang-tua-menjadi-kunci-revolusi-mental-pembentukan-keluarga-berkarakter-dan-berkualitas/

Dalam sumber yang sama, menurut pakar pendidikan, William Bennett (dalam Megawangi, 2004), keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya.

Keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah. (Latifah;2011). Sumber http://jatim.bkkbn.go.id/orang-tua-menjadi-kunci-revolusi-mental-pembentukan-keluarga-berkarakter-dan-berkualitas/

 Membangun Keluarga, Membangun Bangsa sebagai Wujud Revolusi Mental

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline