Lihat ke Halaman Asli

Gateway

Diperbarui: 29 November 2023   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi luar angkasa. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Sebuah pesawat luar angkasa berteknologi tinggi melesat cepat ke arah jantung Messier 16. Tujuan utamanya ialah pilar-pilar megah bergelombang dengan pendar biru kehijauan di tepiannya. 

Memasuki bagian bawah pilar yang seperti tirai transparan, pesawat itu lantas bermanuver menuju puncak salah satu pilar terbesar.

"Jim, float mode," titah Sarah, sang kapten tim Eagle-N. Jimmy sebagai wakil kapten lihai mengoperasikan mesin sehingga pesawat bisa mengambang di tengah gas hidrogen dan debu dingin, ibarat kapal di lautan yang diturunkan jangkarnya.

"Sarah, aku mendeteksi energi lain di luar pilar," ucap Enid sambil menatap radar lebar pada hologram di hadapannya, menampilkan titik merah berkedip-kedip.

"Bisa kau cek radiasinya?" Sarah beranjak dari kursi dan berjalan ke kabin. Enid mengangguk.

"Gravitasi... sinar-X..." Enid terus menggumam sambil sibuk mengecek sesuatu di layar. Tiba-tiba ia terkesiap.

"Black hole?"

"Belum pasti." Kening Sarah mengerut. Tiga kali ekspedisi Pillars of Creation, belum pernah mereka menemukan lubang hitam di area ini.

"Keluarkan Flying Cam buatanmu, Jim. Dekati objek itu," tegas Sarah, kembali memberi instruksi.

Jimmy seketika menoleh ke belekang. "Tapi belum sempurna, Kapten."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline