Lihat ke Halaman Asli

Nafa Alfiani

Mahasiswa Administrasi Publik FISHIPOL Universitas Negeri Yogyakarta

Gerakan PL SAGITA sebagai Pintu Keluar Permasalahan Pengelolaan Pangan Lokal di Kabupaten Wonosobo

Diperbarui: 4 Desember 2023   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Otonomi daerah merupakan suatu kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola daerahnya sendiri. Hal ini memberikan kebebasan pemerintah daerah untuk mengurusi daerahnya sendiri. Salah satu implementasinya adalah adanya program inovasi berupa PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) yang diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses pelayanan yang maksimal dan setara di tiap daerahnya. 

Sebagai kota yang juga memiliki kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Wonosobo memiliki program unggulan bernama PL SAGITA (Pangan Lokal Sahabat Gizi Kita). Fokus utama diciptakannya program PL SAGITA adalah upaya pemulihan gizi berbasis masyarakat dengan memberdayakan hasil pertanian melalui kreasi menu dari tepung siap saji. Hal ini difokuskan guna mengganti kebiasaan pola makan masyarakat yang lebih cenderung mengkonsumsi makanan instan. 

Pada awal mula pembentukannya di tahun 2019, program ini tercipta karena keadaan gizi pada balita dan ibu hamil di Desa Kayugiyang, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo yang masih tergolong kurang baik. Padahal, Kecamatan Garung merupakan sumber produsen sayur mayur dan bahan makanan pokok berkualitas, seperti jagung, ketela, kentang, dan kacang-kacangan. Namun, Puskesmas Kecamatan Garung justru menemukan 87 kasus balita dengan gizi kurang, dan 17 balita dengan gizi buruk. Selain itu, terdapat asupan gizi pada ibu hamil dan balita yang masih di bawah standar. 

Hasil dari pertanian warga daerah Kecamatan Garung ini menjadi bahan baku utama tepung siap saji yang nantinya dapat diproduksi menjadi makanan-makanan yang berkualitas dan menyesuaikan selera anak-anak. Pemerintah Kabupaten Wonosobo pun turut mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk kreatif memanfaatkan potensi pertanian guna mendukung program PL SAGITA. Setiap tahunnya, dilakukan evaluasi dan monitoring untuk menilai tingkat keefektifan dan berkelanjutan program ini. Dan setelah beberapa tahun dioptimalkan, program ini mulai berdampak baik bagi masyarakat, dibuktikan dengan adanya Pondok Pemulihan Gizi di posyandu-posyandu yang berfokus pada pemanfaatan bahan pangan lokal khas Kabupaten Wonosobo.

Inovasi PL SAGITA yang awalnya ditawarkan pada satu Kecamatan saja, sekarang ini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak kecamatan lain di Kabupaten Wonosobo. Harapan kedepannya, semoga semakin banyak inovasi-inovasi pemerintah daerah untuk dapat mengoptimalkan potensi daerah masing-masing guna mengatasi permasalah gizi yang terjadi. Selain itu, diharapkan juga program ini dapat membantu meningkatkan ekonomi bagi keluarga yang melakukan kreativitas terhadap bahan baku yang mereka dapatkan dari produk pertanian untuk dijadikan makanan olahan lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline