Dunia olahraga di tanah air sedang hangat-hangatnya, sebab baru beberapa hari lalu saja Indonesia berhasil lolos ke semi final di Piala Asia U-23, namun harus berakhir dnegan sedih sebab gagal untuk masuk ke final dan berakhir di empat besar. Salah satu kasus yang menarik perhatian dari salah satu pemain Timnas U-23 adalah kasus kontrak Justin Hubner yaitu pemain hasil dari naturalisasi yang di mana performa Justin Hubbner selam Piala Asia U-23 terbilang cukup baik. Justin Hubner namanya belakangan ini sedang melambung akibat dari permainan dia selama di Piala Asia U-23. Justin Hubner merupakan seorang pesepak bola yang menempati Bek tengah dengan handal.
Akan tetapi, karena Justin Hubner masih memili kontrak dengan Klub Cerezo Osaka, ia selepas Piala Asia U-23 diminta untuk kembali ke Klub tersebut dan tidak di izinkan untuk mengikuti Olimpiade Paris yang di mana Timnas Indonesia U-23 akan berhadapan dengan Guinea U-23. Sangat amat di sayangkan Justin Hubner gagal mendapat izin dari Klub Cerezo Osaka untuk mengikuti laga tersebut.
Melihat permasalahan di atas, teknik lobi dan negosiasi menjadi sebuah strategi yang sering digunakan untuk memengaruhi hukum yang ada. Namun, teknik lobi juga sering kali menimbulkan kritik, terutama terkait dengan transparansi, keadilan, dan etika. Sebab kerap kali teknik lobi dan negosiasi disalahgunakan sebagai bentuk gratifikasi dan tindak kejahatan lainnya. Oleh karena itu di sini akan lebih berfokus pada segi transparasinya.
Kembali pada kasus permasalahan kontrak yang kali ini menarik perhatian publik karena melibatkan berbagai aspek, mulai dari kepentingan pribadi hingga implikasi hukum antar kedua negara. Dalam upayanya memperoleh perubahan kontrak pemain.
Berikut beberapa kritik praktik lobi dalam konteks kasus seperti kontrak pemain Justin Hubner, yaitu :
- Kurangnya Transparansi: bentuk faktor terhadap proses lobi adalah kurangnya transparansi dari proses kegiatan lobi. Sehingga media kurang bisa menilik kegaiatan proses lobi itu berlangsung.
Dalam kejadian Hubner, proses lobi berlangsung tanpa transparansi yang jelas, dan hanya terjadi pada antar pihak atas sehingga di akhir media hanya tahu hasil dari kegiatan lobi tersebut.
- Pengaruh Uang bagian dalam Pengambilan Keputusan: Teknik lobi sering dikaitkan pakai gratifikasi supaya berjalan lancar.
Dalam kasus pemindahan warga negara perihal Justin Hubner, hal ini bisa menciptakan ketidaksetaraan dalam perlakuan hukum, di mana individu dengan sumber daya finansial yang besar memiliki akses yang lebih besar pula dalam mendapatkan keputusan yang di inginkan, terlepas dari Justin Hubner memiliki pengaruh yang baik bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi tindakan gratifikasi bila memang ada dibalik layar tidak akan dibenarkan sama sekali, maka dari itu seperti pada poin pertama itulah pentingnya transparansi dalam kegiatan berlobi.
Kasus kontrak Justin Hubner menyoroti beberapa petinggi yang terlibat dalam penggunaan teknik lobi dalam politik dan hukum. Meskipun teknik lobi dapat menjadi instrumen yang efektif dalam memengaruhi keputusan politik, kritik terhadapnya tidak boleh diabaikan. Dari perspektif masyarakat, penting untuk mempertimbangkan dampak teknik lobi terhadap proses pengambilan keputusan dan keadilan dalam masyarakat. Dengan demikian, regulasi yang ketat dan transparansi yang ditingkatkan dalam praktik teknik lobi menjadi sangat penting untuk memastikan keadilan dan integritas dalam sistem politik dan hukum.
Meneraca dari kasus Justin Hubner di atas, oleh karena itu saya akan memberikan beberapa poin penting dalam melakukan teknik lobi skala besar, di antaranya :
- Persiapan strategi yang komprehensif : Sebelum memulai proses lobi skala besar, penting untuk mengembangkan strategi yang komprehensif. Hal ini memerlukan penetapan tujuan yang jelas dan pengembangan komunikasi yang kuat dan konsisten. Dengan strategi yang baik, lobi menjadi bisa berjalan dengan semestinya.
- Koalisi dan Jaringan : Dalam teknik lobi berskala besar, kekuatan menjadi tonggak utama untuk mempengaruhi suatu pihak yang akan dilobi. Membangun koalisi yang kuat dengan organisasi, individu, dan petinggi lainnya, dapat mempermudah berjalannya lobi.
- Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan : Proses lobi yang ketat juga tetap memerlukan waktu yang cukup lama dan melibatkan beberapa pihak. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi kemajuan dan efektivitas lobi. Dengan melacak kemajuan, mengevaluasi strategi, dan menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan, ini dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam melakukan lobi skala besar.
Sekian artikel terkait kritik terhadap teknik lobi yang dilakukan, Penulis di sini tidak bermaksud untuk menyenggol pihak mana pun dan murni sekadar mengkritik terkait proses dari kasus lobi terkait permasalahan pemindahan kewarganegaraannya. Serta diharapkannya agar artikel ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H