Lihat ke Halaman Asli

Naela Alfi Syahra

22107030123 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nasi Megono yang Melegenda Menjadi Ciri Khas Makanan Pekalongan?

Diperbarui: 9 Juni 2023   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

makanan khas pekalongan

Bila menyebut Pekalongan, yang terlintas adalah batik. Tidak salah, karena Pekalongan memang berjuluk Kota Batik. Bahkan lebih dari itu, Pekalongan membranding diri sebagai Kota Batik Dunia (World's City of Batik) sebagai langkah batik Pekalongan mendunia. Tahun 2014, Pekalongan menjadi satu-satunya wakil Indonesia, bahkan Asia Tenggara, yang masuk dalam kategori kota kreatif dunia oleh UNESCO.

Tak hanya batik, Pekalongan juga kaya kuliner. Selain tauto-soto khas Pekalongan, ada juga pindang tetel, lontong lemprak, garang asem yang beda dengan garang asem khas Jawa Tengah pada umumnya, apem kesesi, dan nasi megono.

Kuliner khas Pekalongan yang disebut terakhir, yaitu nasi megono atau sego megono, termasuk kuliner khas Pekalongan yang cukup familiar. Kuliner ini sangat populer di Pekalongan dan disebut-sebut sebagai "kuliner rakyat" karena sudah menyatu dengan detak kehidupan masyarakat Pekalongan.

Megono berasal dari kata bahasa Jawa merga (sebab) dan ana (ada). Makanan ini berawal dari sajian yang diberikan untuk para pasukan Kesultanan Mataram di bawah pimpinan Bahureksa yang hendak berperang melawan VOC di Batavia pada tahun 1628.

Kondisi perang yang menyebabkan sulitnya perekonomian rakyat pada kala itu berdampak pada minimnya kebutuhan sandang dan pangan. Suatu ketika, rombongan pasukan Mataram memasuki wilayah Kabupaten Pekalongan untuk beristirahat di perkampungan penduduk dalam kondisi kelelahan dan lapar. Penduduk setempat bersimpatik dan tak tinggal diam melihat kondisi pasukan Mataram tersebut. Mereka saling bahu membahu dan membantu mengumpulkan makanan dari rumah setiap penduduk untuk diberikan secara sukarela. Namun, dengan kondisi yang serba terbatas para penduduk hanya mendapatkan kerak nasi tanpa adanya sayur.

Inisiatif untuk mencari sayur pun muncul. Hingga diperoleh nangka muda yang banyak ditanam oleh penduduk di Pekalongan. Nangka muda itu pun kemudian diolah dengan singkat hingga menjadi cacahan nangka muda yang terpotong kecil-kecil dan dibumbui kelapa parut. Semenjak itu makanan ini disebut dengan Megono yang merupakan akronim merga ana, dalam bahasa Jawa berarti karena ada. Karena hanya ada nangka muda tersebut yang dapat dijadikan sayur sebagai hidangan untuk pasukan Mataram.

Meskipun makanan sederhana berbahan dasar nangka muda, mengonsumsi nangka muda dapat memperkuat imunitas tubuh dan sumber antioksidan yang baik guna memperkuat ketahanan fisik. Oleh sebab itu, pasukan Mataram disajikan nangka muda tersebut.

Cara pembuatan nasi megono

Megono terbuat dari nangka muda atau disebut cecek oleh warga sekitar Pekalongan yang masih mentah dan kulitnya sudah terkelupas, nangka muda kemudian dicincang atau diiris halus terlebih dahulu menjadi potongan kecil-kecil, Kemudian potongan tersebut di masukkan ke dalam wadah yang tahan panas.

Selanjutnya tambahkan irisan halus kecombrang, kelapa parut, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, terasi, kencur, cabai merah, serai, daun salam, daun jeruk dan bumbu rempah ke dalam wadah. Semuanya dicampur menjadi satu lalu dimasak selama kurang lebih 45 menit-1 jam hingga nangka menjadi lunak dan bumbunya telah meresap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline