Lihat ke Halaman Asli

Ajang Pilpres yang Tidak Bernurani

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara tentang pilpres di Indonesia sulit untuk bisa terlepas dari dosa, baik yang terasa maupun yang tidak terasa. Semua pihak yang terlibat dalam aktivitas kampanye pilpres, aktif maupun pasif, sepertinya sudah kehilangan nalar kritis dan nilai-nilai moralitasnya.  Mereka tanpa disadari telah menjadi korban dari sebuah rekayasa adu domba yang begitu canggih dan laten sifatnya. POLRI dan TNI yang secara institusional harusnya netral pun tampaknya terseret arus untuk memihak salah satu capres karena permainan oknum di internal  institusinya itu sendiri dan juga para purnawirawannya.  Lembaga-lembaga survey pun sulit untuk bisa dijadikan pegangan masyarakat karena netralitasnya semakin dipertanyakan. Tidak juga media cetak maupun elektronik. Bahkan, KPK  pun semakin nampak sulit terbebas dari jeratan politik yang menebar janji-janji fata morgana.

Dalam kondisi seperti ini siapa lagi yang bisa dijadikan sebagai tempat ‘curhat’ tentang bangsa yang sudah tidak memiliki jati diri ini? Sebagian cendekiawan yang sebelumnya diharapkan akan mampu berperan menjaga keseimbangan bangsa ini malah  ‘melacurkan’ diri untuk sebuah jabatan/kekuasaan. Hallo ! Kemana lagi dan ke siapa lagi kita bisa berdialog dengan jernih dan mencerahkan?

Kondisi yang memprihatinkan seperti ini menuntut kita untuk berusaha semakin mengasah kepekaan hati nurani kita melalui proses renungan-renungan yang dilandasi pendekatan diri kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu, penulis mengajak Kompasianer/para pembaca untuk menyimak tulisan-tulisan saya sebagai pelengkap bahan renungan anda. Silahkan klik link ini :

1. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/11/meluruskan-niat-591679.html

2. http://nadzierwiriadinata.blogspot.com/2014/04/menghadirkan-allah-dalam-setiap.html

3. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/11/zuhud-dan-reformasi-birokrasi-591665.html

4. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/11/mewujudkan-masyarakat-pemaaf-591664.html




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline