Diusianya yang genap 100 tahun, pemerintah Indonesia memiliki visi nasional untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.
Dengan ini, pemerintah Indonesia menyerahkan harapannya kepada generasi muda untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Pemerintah meyakini bahwa tahun 2045 merupakan usia puncak karir bagi generasi muda.
Namun akankah generasi muda siap untuk menyongsong Indonesia Emas 2045?
Visi Indonesia Emas ini mencakup berbagai aspek, salah satunya merupakan pendidikan. Namun, apakah kurikulum pendidikan di Indonesia ini sudah berjalan sesuai visi Indonesia Emas?
Dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa, pendidikan menjadi sarana terpenting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan kata lain, daya saing suatu bangsa perlu mendapat perhatian khusus guna menghasilkan anak didik yang bermoral dan berkarakter.
Lahirnya SDM yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi faktor penentu kemajuan sebuah bangsa. Dan kita tahu bahwa kurikulum berperan penting dalam mewujudkan generasi bangsa yang bersifat tanggung jawab, kreatif, dan inovatif.
Kendati demikian perkembangan kurikulum di Indonesia malah cenderung memiliki banyak problematika, diantaranya:
1) Kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan masa kini,
2) Kurangnya wadah atau program untuk melatih critical thinking,
3) Ruang yang relatif sempit untuk mengeksplor minat dan bakat siswa,
4) Minimnya pengembangan keterampilan, dan
5) Lemahnya pendidikan karakter.
Bung Karno mengatakan bahwa "Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter karena pembangunan karakter inilah yang menjadikan Indonesia yang besar, jaya, dan maju. Apabila pembanguan karakter ini ditinggalkan maka Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli"
Sebenarnya pendidikan karakter di Indonesia sendiri telah dikenalkan melalui kurikulum pendidikan, namun pendidikan karakter ini belum dilaksanakan secara maksimal.
Pentingnya pendidikan karakter:
1) Pendidikan karakter membangun pribadi yang berkualitas