Lihat ke Halaman Asli

Simak Keseruan Talkshow "The Real Predator: Shark or Human" oleh Marine Buddies WWF Indonesia

Diperbarui: 8 Februari 2024   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesi dokumentasi bersama dengan pembicara (Sumber: dokumentasi panitia)

Marine Buddies yang merupakan komunitas inisiatif WWF-Indonesia telah menyelenggarakan acara talkshow bertajuk "The Real Predator: Shark or Human" pada Sabtu, (03/02/2024), di Perpustakaan Nasional RI, Kota Jakarta Pusat. Pada acara kali ini, Marine Buddies berfokus untuk memberikan edukasi mengenai topik "Imlek Bebas Hiu". 

Dalam talkshow tersebut, terdapat dua tema pembahasan tentang kelautan yaitu "Peran Hiu di Ekosistem dan Upaya Konservasi Hiu" dan "Pelestarian Budaya dan Tantangan terhadap Konservasi Hiu" yang dibawakan oleh kedua pembicara yaitu Ranny R. Yuneni, S.Kel, M.Si sebagai perwakilan dari Yayasan WWF Indonesia dan Ignatia Dyahapsari sebagai Antropolog.

Ranny menyebutkan bahwasannya hiu memiliki banyak peran dalam kehidupan ekosistem kelautan seperti sebagai arsitektur yang menciptakan habitat bagi spesies lain, underwater guarder yang dapat menghasilkan phytoplankton sebagai pasokan oksigen. Bahkan disebutkan bahwa paus yang mati secara alamiah masih dapat memberikan manfaat sebagai makanan berbagai hewan maupun organ di dasar laut.

Selain itu, Ranny juga menyebutkan bahwa saat ini hanya sebesar 20% hiu yang dilindungi sehingga konsumen harus memiliki kesadaran saat mengkonsumsi produk hiu. "Apakah saat mengkonsumsi shark fin tersebut merupakan hiu yang dilindungi? Konsumen juga harus mengetahui fakta pada praktek lapangan yang melibatkan Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai anak buah kapal dengan upah minimum sehingga dapat menyebabkan kematian bagi pekerja", ucap Ranny.

"Budaya sangat berkaitan dengan keseharian kita, kita berasal dari mana, diajarkan apa, makan apa, melakukan kebiasaan apa", ujar Ignatia Dyahapsari, Antropolog, saat menjelaskan hubungan budaya dengan praktik tradisi saat selebrasi hari imlek sebagai suatu identitas. 

Adanya kebiasaan mengkonsumsi shark fin soup disebabkan oleh keyakinan hewan seperti ikan sebagai simbol-simbol budaya yang memiliki kaitan dengan nilai seperti kekuatan, kekayaan, kemakmuran, serta dapat memberi manfaat kesehatan.

Meski pada awalnya dijelaskan bahwa hanya kaisar yang dapat mengkonsumsi hiu namun seiring perkembangannya zaman hal tersebut mempengaruhi status sosial karena harganya yang mahal sehingga terdapat nilai prestise saat mengkonsumsinya,

Salah satu peserta menjelaskan kesannya terhadap acara, "Berkesan banget karena ini informasi baru bagi aku karena wawasan aku mengenai hewan laut masih kurang," tutur Edward. Peserta lainnya juga memberikan kesan "Kami mendapatkan pengetahuan pentingnya menjaga hiu dan ternyata mengkonsumsi hiu itu bukan hal yang baik karena hiu sangat penting bagi ekosistem laut kita," tutup Danis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline