Lihat ke Halaman Asli

NADYA REZKYSYARIFAH

Universitas Sultan Ageng Tirtaysa

Mengapa Anak Takut dengan Matematika?

Diperbarui: 21 Mei 2024   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.idntimes.com/science/discovery/laili-zain-damaika-1/rumus-matematika-kelas-6-sd

Matematika merupakan pokok ilmu pengetahuan yang kegunaaanya dipastikan akan dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Matematika memiliki hubungan dengan penalaran deduktif sekalipun matematika bersifat induktif dalam pengalaman pertama pada manusia. Penguasaan matematika sangat penting karena penerapan matematika dapat digunakan dalam pemecahan masalah sehari-hari dan dapat diaplikasikan secara efektif dan optimal. Sehingga mata pelajaran Matematika dijadikan salah satu mata pelajaran yang wajib pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan kesadaran akan pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya mata pelajaran Matematika tidak menjadikan siswa menyukai pelajaran matematika, hal tersebut karena banyak siswa yang memandang mata pelajaran Matematika itu sulit dan merupakan pelajaran yang menakutkan. Namun, pastinya terdapat berbagai pandangan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Persepsi siswa tersebut bisa menjadi persepsi diri positif dan persepsi diri negatif. Persepsi diri positif inilah yang dapat menimbulkan sikap optimis, senang, dan menyukai matematika. Sedangkan persepsi diri negatif inilah yang dapat menimbulkan rasa cemas, pesimis, serta takut terhadap mata oelajaran Matematika. Siswa dengan persepsi negatif terhadap pelajaran matematika akan merasakan bahwa dirinya tidak bisa menerima dengan baik proses pembelajaran matematika, hal tersebut menyebabkan siswa merasa gelisah dan cemas. Kecemasan dan kegelisahan yang dirasakan oleh siswa pada Pelajaran matematika biasa disebut dengan kecemasan matematis.

Input sumber https://ibnurafisite.wordpress.com/2016/04/07/mathematics-anxiety-rasa-cemas-terhadap-matematika/gambar

Kecemasan matematis merupakan perasaan cemas seseorang jika tidak dapat melakukan sesuatu dengan baik yang melibatkan matematika. Perasaan cemas tersebut dapat muncul karena beberapa faktor salah satunya yaitu mendapatkan pengalaman pribadi yang terkait dengan guru atau teman karena dirinya tidak dapat menyelesaikan permasalahan matematika dengan baik. Munculnya kecemasan matematis terbagi menjadi tiga aspek yang tidak terkendali dalam diri siswa yaitu sebagai berikut.

  • Aspek Kognitif, di mana aspek ini berbentuk kecemasan siswa dalam bentuk ketegangan pikiran siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi sulit konsentrasi, mengalami mental bloking, dan kebingungan dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
  • Aspek Afektif, di mana aspek ini berbentuk perasaan tidak menyenangkan seperti, gelisah, takut, khawatir yang berlebihan terhadap Pelajaran matematika.
  • Aspek Motorik, di mana aspek ini berbentuk gerakan yang tidak dapat dikendalikan seperti gemetar.

Siswa yang mengalami kecemasan matematis akan mengalami beberapa gejala seperti selalu menghindari angka, takut melakukan sesuatu yang menyangkut dengan matematika, selalu merasa cemas dan panik, jantung berderbar karena merasa tidak percaya diri, merasa gugup dan stress saat diberikan tugas mengenai pelajaran matematika.

Kecemasan matematis yang dialami setiap anak bisa diatasi dengan beberapa cara sebagai berikut.

  • Mengubah gaya belajar

Jika kita menyadari bahwa anak tersebut merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, bisa kita lakukan dengan mengubah gaya belajar yang tepat agak anak merasa nyaman saat mempelajari matematika.

  • Beri Motivasi

Dengan memberi motivasi kepada anak dapat meningkatkan semangat belajar anak. Selain itu, dengan kita memberikan motivasi kecil melalui perkataan dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada anak. Dengan memberikan motivasi kepada anak juga dapat menghilangkan perasaan negatif dalam dirinya dan merasa bahwa belum bisa matematika bukan berarti anak tersebut tidak pandai.

  • Memberikan Waktu Berpikir Saat Anak Menjawab Pertanyaan

Ketika anak diberikan sebuah pertanyaan, berikanlah mereka untuk berpikir. Karena bagi anak yang tidak dapat menjawab pertanyaan matematikadengan cepat akan membuat dirinya menjadi cemas dan tidak percaya diri. Selain itu berikan kata kata motivasi kepada anak, jika mereka tidak menjawab pertanyaan dengn benar bukan berarti mereka gagal dan tidak bisa matematika.

Selain dengan 3 cara diatas kita dapat memberikan pemahaman kepada anak bahwa matematika selalu berada di sekitar kita dan selalu dilakukan di kehidupan sehari-hari. Dengan begitu dapat mengurangi rasa cemas anak terhadap pelajaran matematika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline