Lihat ke Halaman Asli

Pembahasan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta Mengenai Say No To Bullying

Diperbarui: 31 Mei 2023   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Seminar Say No To Bullying. Dokpri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) khususnya pada konsentrasi Public Relations (PR), mengadakan seminar campaign 'Say No To Bullying' yang bertema 'STOP BULLYING : We Stand Up Against Bullying' di Auditorium Kasman Singodimedjo Gedung FISIP UMJ. (Rabu, 24/05/2023)

Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Octaviana Purnamasari, M.Si, berharap bahwa semoga melalui campaign 'Say No To Bullying' kita dapat terhindar dari perilaku bullying, "Teman-teman diharapkan untuk tidak menjadi pelaku bullying, tapi tanpa disadari kita pernah  menjadi pelaku bullying. Semoga melalui campaign say no to bullying ini kita dapat terhindar dari bullying ini, baik sebagai pelaku maupun korban."

Pembicara dalam seminar kali ini ialah Tatan Ahmad Santana selaku Dewan Tafkir PP, berpesan bahwa Bullying itu harus diselesaikan dengan sistem yang dibangun, "Kalo ada kasus pembullyan di sekolah, yang harus diselesaikan itu kasus pembullyannya bukan sekolahnya. Contohnya adalah pada kasus pembullyan yang terjadi di masa orientasi sekolah (ospek), maka yang seharusnya diselesaikan itu kasus pembullyannya bukan program ospek yang ditiadakan."

Beliau juga mengutip surah Al-Hujurat ayat 13, tentang tujuan dari penciptaan manusia berbangsa dan bersuku adalah untuk saling mengenal. Karena jika pada proses pengenalan ini tidak baik, maka dapat muncullah sikap saling menegasikan hingga muncul kasus bullying.

Pak Tatan menyatakan bahwa lebih penting untuk menghadapi perbedaan pendapat dibanding mengedepankan konfrontasi, "Penting untuk menghadapi perbedaan pendapat dengan adu argumen rasional dari pada mengedepankan konfrontasi berbasis sentiment," Ujar Pak Tatan.

Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku Bullying, diantaranya :

  • Pertama, kasus bullying seringkali berakar pada pengalaman traumatis di masa kecil. 
  • Kedua, kasus ini sering kali hanya terlihat sebagai puncak gunung es, karena kurangnya komunikasi antara orangtua dan anak.
  • Ketiga, dalam skala yang lebih luas kasus bullying terjadi karena adanya kelompok individu yang merasa memiliki kekuasaan dan dominasi dalam aspek tertentu terhadap kelompok yang lebih rentan dan lemah.

Pak Tatan menjelaskan mengenai bagaimana tips supaya bijak dalam menggunakan media sosial terkait dengan pelaku bullying, dan bagaimana cara bermedsos yang aman agar tidak menjadi pelaku bullying, "media sosial kini adalah sebuah kemewahan. Perubahan selalu menghadirkan dua sisi, yaitu positive dan negative. Harus rukun dengan kekuatan mental dalam menggunakan media sosial, arif dan bijaksana dalam menggunakan media sosial, serta buatlah status yang terdidik dan beraqidah bukannya malah sebaliknya." Jelas Pak Tatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline