benar,
telah berjuta debar pernah terlantar
untuk apa malam ini ada gusar?
bukankah telah tak terhitung malam merayu sekaligus mengkhianatimu?!
kukira engkau telah belajar
bukan,
bila mungkin iya
pintu-pintu mengunci jendela-jendela merapat pekat
tapi hatimu menghangat
tak sanggup kau cegat
harusnya kau lupa untuk meluka
seperti beningmu yang terkoyak debu
adakah cermin yang merekatkan dalam remuk cintamu?
debar,
malam ini angin terjepit
berderit dalam dingin
ke mana kau usir jera,
untuk kau menyusur asa?
atau,
hanya bebal-sebal yang terus berdenyar
bergetar menjalar menular di sekujur nalar
debar,
kau bunuh sadar!
(Denpasar-Bali, Jum'at 21 November 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H