Lihat ke Halaman Asli

Nadya Nadine

Cepernis yang suka psikologi

Puisi | Debar

Diperbarui: 1 Maret 2020   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: Unsplash.com/Sean Witzke)


benar,
telah berjuta debar pernah terlantar
untuk apa malam ini ada gusar?
bukankah telah tak terhitung malam merayu sekaligus mengkhianatimu?!
kukira engkau telah belajar

bukan,
bila mungkin iya
pintu-pintu mengunci jendela-jendela merapat pekat
tapi hatimu menghangat
tak sanggup kau cegat

harusnya kau lupa untuk meluka
seperti beningmu yang terkoyak debu
adakah cermin yang merekatkan dalam remuk cintamu?

debar,
malam ini angin terjepit
berderit dalam dingin

ke mana kau usir jera,
untuk kau menyusur asa?

atau,
hanya bebal-sebal yang terus berdenyar
bergetar menjalar menular di sekujur nalar

debar,

kau bunuh sadar!

(Denpasar-Bali, Jum'at 21 November 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline