Lihat ke Halaman Asli

Nadya Nadine

Cepernis yang suka psikologi

Puisi | Kemarau dan Debu Jalanan

Diperbarui: 28 Februari 2020   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber : Pixabay.com/pghuman)

tertinggal sudah
kemarau sudah kutinggalkan di belakang

ketika ku menimba air untuk kulumpuhkan debu-debu jalanan

bersama keranjang usang
tak harus kutendang redupan terjengkang

buah-buahku menunggu kumatangkan
dalam dekapan hangat pikiran

sekalipun langit mulau di gelapkan awan
dan dalam rintik hujan di depan

namun ini masih episode yang sama
tentang kemarau dan debu jalanan
yang menggelayuti perasaan

(Banyuwangi, Sabtu 25 Oktober 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline