tidur,
aku tak bisa tidur
walau dini hari telah melebihi
aku dikuliti waktu
hingga mengelupas segala ingatanku
aku digelisahkan cerita
carut-marut gambar hidupku
tersembur beragam
tak beraturan
tangisku tertahan
meski pedih tetap mengalir
berjalan
karena isak hanyalah peraga
sedangkan pedih tetaplah sebuah rasa
aku memang diam
karena suara tak mampu melahirkan ucapan
tapi,
sesuatu itu tak pernah berhenti
mendampingi nadi selama masih mendesahkan udara nafas kehidupan
maka,
aku tetap tak bisa tidur
di antara dengkurku berair-liur
... tidur yang benar-benar tidur...
(Banyuwangi, Jum'at 24 Oktober 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).