Lihat ke Halaman Asli

Nadya Nadine

Cepernis yang suka psikologi

Puisi | Gerbong Terakhir

Diperbarui: 23 Desember 2019   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kereta uap (Sumber: pixabay.com/sjb3949)

Aroma perjalanan menyengat
menyesakkan penciuman
aku kehilangan tujuan
yang menguap
dihempas deru roda-roda kereta.

Pada setiap terowongan
gelap menakutkan
hantu cinta bergentayangan.

Pada setiap peluitnya yang panjang
dedemit cinta menjerit
melolong dalam lengkingan.

Sebab,
sakit terus berderit
dari baja yang tergilas baja
dari besi yang menabrak besi
dari hampa yang mengantuk hampa.

Karena,
ngilu terus bertalu-talu
dari mesin yang meraung-raung
dari perjalanan yang terus berlangsung
dari waktu yang terus berlalu.

Aroma perjalanan menusuk
jantung dan hati yang membusuk.

Aku kehilangan kenangan yang bertabir-tabir
yang tertelungkup pahit
di gerbong terakhir.

(Banyuwangi, Minggu 21 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline