Pendidikan sangat berperan penting untuk perkembangan sosial dan kemajuan negara yang mana dalam pendidikan kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi dalam pendidikan juga didapat pembentukan sikap, keterampilan dan nilai bagi setiap perkembangan individu pada masyarakat. Dalam pendidikan kesetaraan peserta didik salah satu hal yang sering dibahas dan memerlukan perhatian khusus. Kesetaraan peserta didik bisa kita lihat dengan keberagaman dari setiap individu peserta didik seperti keberagaman latar belakang budaya, gender, bakat, sosial-ekonomi dan lain sebagainya. Selain itu, keberagaman peserta didik juga terdapat dalam hal pemahaman dalam belajar, ada banyak hal-hal baru dan unik dari keberagaman pemahaman tersebut yang menuntut strategi pembelajaran yang beragam atau berdiferensiasi untuk memastikan peserta didik mencapai potensinya dan untuk memenuhi kesetaraan dalam cara pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk mengakomodasi keberagaman siswa dalam satu kelas. Suwartiningsih (2021) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran diferensiasi memiliki potensi untuk menghasilkan lingkungan kelas yang beragam digunakan sebagai dasar perencanaan pembelajaran, di mana setiap siswa diberi peluang untuk mengakses konten, memproses ide, dan meningkatkan pencapaian individu mereka agar mengalami pembelajaran yang lebih efektif. Kurikulum merupakan perangkat yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran pada lembaga pendidikan. Kurikulum adalah inti dari pembelajaran (Kurniawati & Putri, 2023). Hal tersebut dapat dimaknai, apabila pendidikan tidak berpacu pada kurikulum maka hasil pembelajaran yang didapat juga tidak akan terarah dan berkembang. Pada Negara Indonesia kurikulum memiliki sifat mudah berubah dan paten, sehingga dapat diubah menyesuaikan dengan perkembangan sistem pendidikan yang berlaku (Santika et al., 2022).
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, setiap sekolah dituntut untuk mempunyai atau menyusun perencanaan pembelajaran yang berdiferensiasi yang sesuai dengan kurikulum dan metode yang mengkaji tentang kelemahan dan kelebihan peserta didik. Dalam konteks ini, guru menggunakan berbagai strategi pengajaran, bahan ajar, dan penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada 4 komponen utama pembelajaran berdiferensiasi yaitu pertama diferensiasi proses yang mengacu pada bagaimana siswa memaknai atau memahami suatu materi pembelajaran yang akan dipelajari. Pada diferensiasi proses ini guru harus melihat siapa saja peserta didik yang membutuhkan bantuan dalam belajar. Kedua, diferensiasi konten yang merupakan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan pemahaman peserta didik yang beragam di dalam kelas. Ketiga, diferensiasi produk yang mengacu pada strategi pembelajaran yang memberikan waktu kesempatan kepada peserta didik untuk menciptakan sebuah produk atau tugas pembelajaran yang beragam sesuai dengan tingkat keterampilan, minat, dan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Keempat, diferensiasi lingkungan belajar adalah bagaimana cara siswa bekerja dan merasa dalam pembelajaran. Misalnya menyesuaikan tempat duduk peserta didik sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, atau dapat juga dengan sesekali melaksanakan pembelajaran diluar kelas. Dalam menerapkan diferensiasi pembelajaran, pendidik dapat memadupadankan beberapa cara sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik yang muncul dalam pembelajaran di kelas. Dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran, guru dapat memastikan setiap peserta didik akan menerima pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing peserta didik. Guna membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung setiap peserta didik dapat meraih kesuksesan yang diinginkan. Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap guru, sebab siswa merasa semua yang dibutuhkan bisa terpenuhi oleh pembelajaran yang disusun oleh guru. Sama halnya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan hal penting dalam keberagaman peserta didik kurikulum juga salah satu faktor penting untuk memenuhi tercapainya kesetaraan dalam peserta didik. Kurikulum menggambarkan bagaimana proses pendidikan akan dilaksanakan dan bagaimana keadaan pendidikan dikemudian hari. Kurikulum menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan agar para pendidik tidak keluar dari batasan dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di dalam sebuah kurikulum tersebut tentunya terdapat target kurikulum yang harus dipenuhi oleh pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Namun pendidikan bukan hanya untuk mengejar target kurikulum namun yang terpenting ialah tercapainya keberhasilan pembelajaran. Apabila pembelajaran dilaksanakan dengan optimal, dengan mengedepankan peserta didik sebagai obyek pembelajaran, maka target kurikulum akan tercapai dengan sendirinya, dan tujuan pendidikan dapat terpenuhi. Oleh karena itu, dalam proses penyelenggaraan pendidikan, penting bagi pendidik untuk berfokus kepada peserta didiknya termasuk dalam hal keragaman peserta didik demi terwujudnya target kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Guru perlu memilih strategi yang sesuai untuk diterapkan dalam materi pembelajaran, serta memilih media pembelajaran yang tepat. Meskipun guru memiliki kebebasan untuk merancang pembelajaran, namun tetap harus berfokus pada keberagaman peserta didik. Rancangan asesmen juga perlu diperhatikan dengan seksama oleh guru. Asesmen berperan penting dalam mengumpulkan data dan informasi tentang proses dan hasil pembelajaran untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja peserta didik. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, guru dapat menilai apakah capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum. Pengembangan kurikulum perlu dihubungkan dengan kerangka yang lebih besar yang mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Prasyarat, tujuan pengembangan program, analisis kebutuhan, konten program, sumber daya, implementasi program, penilaian, dan konteks masa depan adalah semua komponen pengembangan kurikulum. Keberadaan kurikulum merdeka ini tentu saja pada mulanya memberikan kejutan bagi semua pihak karena dianggap memberikan tuntutan baru terkait kurikulum pendidikan di seluruh Indonesia..
Peserta didik merupakan individu yang memiliki beragam karakteristik, dipengaruhi oleh lingkungan, latar belakang, keluarga, dan ekonomi. Dalam dunia pendidikan, keragaman peserta didik dibagi menjadi beberapa aspek, termasuk gaya belajar dan kesiapan siswa. Jika keragaman ini tidak diatasi, akan berdampak pada hasil pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diperlukan strategi untuk mengatasi keragaman peserta didik di sekolah. Salah satu cara yang efektif adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran yang berfokus pada pengelompokan siswa sesuai kemampuan ini mampu meningkatkan semangat belajar, karena siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai kebutuhan dan minat mereka. Diharapkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa akan membantu mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H