Lihat ke Halaman Asli

Nadya Mirindra

Agroteknologi, UNEJ

Pemanfaatan Lahan Sempit sebagai Area Budidaya Tanaman Hidroponik di Kaliwater Jember

Diperbarui: 11 September 2021   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kerugian diberbagai faktor permasalahan sosial ini mau tak mau menuntut masyarakat berpikir kreatif agar tetap dapat selamat akibat dampak yang ditimbulkan. Nadya Mirindra Novitasari yang merupakan salah satu peserta KKN BTV 3 yang tergabung dalam kelompok 41 dengan dosen pembimbing lapang Panakajaya Hidayatullah, S.Sn, M.A., melaksanakan KKN di Desa Kaliwates, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember selama 30 hari mulai tanggal 11 Agustus 2021 hingga 9 September 2021 untuk meningkatkan keamanan pangan setempat dengan melaksanakan proker berupa pemberdayaan limbah plastik sebagai bentuk budidaya tanaman hidroponik di pekarangan rumah yang sempit akan lahan. 

Desa Kaliwates merupakan salah satu desa ataupun kelurahan yang terletak di kawasan Jember kota sehingga masyarakat Kaliwates umumnya tinggal di perkotaan. Desa Kaliwates terkenal dengan area perumahan, pusat perbelanjaan, hotel dan area hiburan lainnya sehingga lahan akan pertanian di daerah tersebut menjadi jarang ditemui sehingga memerlukan alternatif lain jika ingin melakukan kegiatan budidaya tanaman.

Menurut penduduk yang tinggal di wilayah Kaliwates, pandemi Covid-19 memberi dampak buruk diberbagai aspek permasalahan salah satunya adalah di sektor kebutuhan pangan. “Pandemi memberikan dampak kepada saya di berbagai bidang sehingga berdampak pula pada kebutuhan pangan saya” jelas Bapak Nurhadi seorang buruh tani yang tinggal di Desa Kaliwates. 

Menurutnya, pandemi membuat ia bekerja menjadi lebih tak menentu sehingga ketika ia mencari kebutuhan pangan terutama sayur, ia cederung pergi kehutan ataupun ke desa pelosok lain agar mendapatkan pangan terutama sayur gratis. Disamping itu, wilayah pemukiman yang padat tersebut umumnya merupakan wilayah yang minim akan tanah subur untuk dijadikan area budidaya tanaman, sehingga perlu diterapkan konsep pertanian urban sebagai salah satu solusi untuk melakukan kegiatan budidaya dilahan sempit. 

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis memiliki inovasi dalam mengenalkan pertanian urrban berupa hidroponik sebagai solusi yang tepat bagi sasaran diwilayah perkotaan yang umumnya minim akan lahan untuk bercocok tanam dan menjadi stock kebutuhan pangan setempat. Praktek budidaya tanaman hidroponik  dijalankan secara langsung mulai dari proses penyemaian benih hingga panen. 

Teknik budidaya yang dapat diterapkan agar dapat meminimalisir biaya dilakukan dengan memanfaatkan SDM dan SDA setempat dengan hidroponik sistem wick. Budidaya dengan sistem wick terbilang budidaya tanaman hidroponik yang paling mudah dan dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah plastik didalam penerapannya. 

Pemanfaatan limbah plastik nantinya akan digunakan sebagai wadah tanaman hidroponik agar dapat menghemat biaya sdan mengurangi keberadaan limbah plastik terutama botol bekas. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menghasilkan stock pangan pribadi maupun setempat di masa pandemi sehingga dapat meringankan permasalahan yang muncul akibat pandemi Covid-19. (Nadya Mirindra Novitasari/KKN BTV-3/Kelompok 41/Desa Kaliwates/Kecamatan Kaliwates/Kabupaten Jember/Panakajaya Hidayatullah, S.Sn, M.A.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline