Perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat menimba ilmu para mahasiswa bukan malah menjadi wadah untuk menghancurkan masa depan. Kasus pelecehan seksual yang berujung persekusi di Universitas Gunadarma menjadi viral di media sosial,
persekusi itu awalnya terjadi karena viralnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dua pelaku berinisial TPP S1 Ilmu Komunikasi angkatan 2022 dan LYP S1 Managemen angkatan 2019.
Jumat, 2 Desember 2022, TPP menjalankan aksi pelecehan seksual kepada temannya. Setelah selesai perkuliahan para mahasiswa menuju ke kantin untuk mengisi energinya dengan makanan. TPP bertanya keberadaan korban dengan mengirim chat lewat WhatsApp. Korban membalasnya tanpa punya fikiran yang negatif saat itu, mereka mengobrol dan membahas perkuliahan dengan korban, lalu TPP menuju toilet di bawah tangga gedung satu.
Ia memanggil korban dan mendorongnya ke tembok, lalu tiba-tiba menyosorkan bibirnya ke arah muka korban. Korban menepisnya dan mendorongnya kebelakang, ia mengatakan "apaan sih gak jelas banget" dengan nada tinggi dan gemetar. Korban yang berharap temannya tersebut bercanda ternyata malah mendapat respon tak terduga, bukannya meminta maaf TPP malah mengajaknya untuk berciuman dengan mengatakan "sekali-kali aja" sambil memeragakan angka satu dengan jarinya.
Sementara itu, LYP sudah menjalankan aksinya pada 26 September 2022. Ia adalah ketua pelaksana dari kegiatan yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi (FE). Ia selalu menghimbau tentang pelecehan seksual kepada mahasiswa baru. "nanti kalo ada kating yang 'nakal' langsung laporin aja ya, jangan takut," ujar LYP.
Korban sempat mengomentari postingan LYP, semenjak itu ia mengajak jalan korban, karena korban takut menolak ajakan kating akhirnya ia menerima ajakan jalan LYP, menonton film Miracle in Cell No.7. Ia menjemput korban ke rumahnya sehabis maghrib, saat itu hujan turun. Mereka bergegas kebioskop dengan rintikan hujan yang membasahi bajunya. Saat sampai di bioskop korban tidak ikut memesan tiket. LYP hanya mengatakan "film nya ada nya jam setengah Sembilan ya" tanpa persetujuan korban LYP memesan tiket tersebut.
Sebelum film mulai LYP mengajak jalan-jalan korban, tetapi korban menolak karena takut di bawa ke tempat yang ia tidak ketahui. Akhirnya mereka ke tempat nongkrong anak FE, disana korban bertemu teman-temannya LYP yang notabennya adalah katingnya, disana ia tidak banyak mengobrol karena tidak akrab, lalu pukul 20.00 mereka kembali ke bioskop.
Saat film berlangsung LYP mulai menjalankan aksinya dengan memegang tangan korban secara tiba-tiba, korban yang kaget langsung menarik tangannya. Setelah itu tangan korban mulai dicium, korban lagi-lagi menolaknya. "sorry kak jangan gitu," ujar korban dengan lugas dan mulai tidak nyaman.
Korban semakin terkejut, tiba-tiba LYP menggigit ibu jari tangannya, ia memasukkan ibu jari korban seolah-olah ia lagi berciuman dengan korban. Korban yang panik dan takut langsung mengambil handphone dan menghubungi mantan pacarnya.
Korban ingin pulang pulang lebih awal karena sudah takut dengan LYP, namun ia tetap memaksa dan menarik korban. Korban berlari menuju parkiran, ia dijemput oleh mantannya, namun tak sampai disitu LYP mengikutinya sampai rumah. Baru menjadi mahasiswa lalu sudah di lecehkan oleh kating membuat korban mengalami trauma.
Kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk menambah ilmu, malah membuat takut mahasiswanya. hal ini dirasakan oleh kedua korban, mereka sekarang tak merasa aman ketika melewati area kampus. Perasaan takut selalu muncul kala ia melihat laki-laki dengan gestur mencurigakan.