Lihat ke Halaman Asli

Nadya Fatika

MAHASISWA

Pendekatan Konstruktivisme dalam Psikologi Pendidikan

Diperbarui: 7 November 2024   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental, membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka.

Teori konstruktivisme memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh pembelajar itu sendiri. Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Belajar
dalam teori konstruktivistik lebih diarahkan pada experimental learning yaitu adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkret seperti diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dirumuskan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Maka dari
itu, kegiatan mendidik dan mengajar tidak terfokus pada pendidik melainkan pada peserta
didik. Hal-hal yang diutamakan dalam pembelajaran konstruktivistik, yaitu :

 1)pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, 

2) proses, 

3) pembelajaran
dalam konteks pengalaman sosial,

4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.

Prinsip-Prinsip Dasar Konstruktivisme 


Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan
sosial dalam pembentukan pengetahuan. Menurut Vygostky interaksi sosial yaitu
interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang dapat
memicu perkembangan kognitif seseorang. Lebih lanjut Vygotsky mengemukakan empat
prinsip pembelajaran, yaitu:


1. Pembelajaran sosial (social learning). Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih
cakap.
2. Zone of proximal development (ZPD). Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada dalam ZPD. Lebih lanjut zona tersebut merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

3. Masa magang kognitif (cognitif apprenticeship). Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai.


4. Pembelajaran termediasi (mediated learning). Vygostky menekankan pada
scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan
kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline