Lihat ke Halaman Asli

KKN Kolaboratif 173: Ikut Serta Memverifikasi Data DTKS di Desa Jatian Pakusari Jember

Diperbarui: 8 Agustus 2022   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pekan Ke-2, KKN Kolaboratif se-Kabupaten Jember kelompok 173 Desa Jatian-Pakusari  Jember yang terdiri dari berbagai universitas seperti  dr Soebandi, Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, dan Akademi Farmasi di amanahkan oleh PEMKAB Jember untuk melakukan Survey DTKS. Survei DTKS ini menjadi program utama bagi mahasiswa KKN Kolaboratif untuk membantu pemerintah dalam memverifikasi/memvalidasi data apakah masih relevan atau tidak dengan kondisi di lapangan.

DTKS atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial merupakan sekumpulan data yang digunakan sebagai dasar dalam memberantas kemiskinan di Kabupaten Jember. Tujuan adanya DTKS ini adalah agar membantu kesejahteraan masyarakat dengan tepat sasaran, Survey DTKS dilakukan dengan berbasis aplikasi yang telah disediakan oleh PEMKAB Jember agar proses penginputan data dapat lebih efektif dan efisien. Mahasiswa bertugas sebagai Enumerator yang bertugas memasukan data ke dalam aplikasi berdasarkan data yang diperoleh pada saat  mengunjungi kediaman responden secara langsung.

Dokpri

Sistem Survey yang digunakan adalah dengan membagi mahasiswa KKN kelompok 173 ke dalam 5 kelompok yang disebar ke beberapa RT/RW di Desa Jatian-Pakusari Jember setiap harinya, di Jatian sendiri ada 3 Dusun yaitu, Dusun Krajan, Dusun Prasian, dan Dusun Plalangan. Masing masing dusun memiliki jumlah data yang berbeda, dengan rincian Dusun Krajan berjumlah 422 KK dengan RT=9 /RW=3, sedangkan Dusun Prasian berjumlah 486 KK dengan RT=12/RW=4, dan Dusun Plalangan berjumlah 454 KK dengan RT=7/RW=3. Dengan demikian, mahasiswa ditugaskan untuk memaksimalkan proses verifikasi data sebanyak 1362 KK.

Dokpri

Ketika dalam proses survey DTKS terdapat berbagai keseruan dan kesulitan yang dialami oleh mahasiswa.  Mulai dari perbedaan bahasa yang digunakan, akses jalan yang kurang mendukung, lokasi rumah responden yang sulit ditemukan, dan responden yang tidak dapat ditemui. Tetapi, hal-hal terssebut dapat terobati dengan keseruan-keseruan di lapangan.  Program ini diharapkan dapat memberikan dampak posistif bagi mahasiswa dan bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Jember.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline