Lihat ke Halaman Asli

Generasi Milenial di Mata Islam

Diperbarui: 8 Desember 2021   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Hanie Khaerunnisa dan Nadya Berchmans Hami

Dosen Pengampu : Bapak Hisny Fajrussalam, M.Pd.

Pada era sekarang, arus globalisasi sangat berkembang dengan pesat. Perkembangan IPTEK pun sudah merajalela. Dengan keadaan seperti itu maka generasi milenial sangat berperan didalamnya. Sering kali generasi milenial ini dianggap sebagai pembawa nilai-nilai negatif karena berkaitan dengan budaya luar yang kebarat-baratan. 

Bukan hanya itu saja, generasi milenial ini sangat melek terhadap teknologi, tidak jarang ketika kita melihat anak-anak yang masih di bawah umur sudah memiliki Handphone atau Laptop, yang seharusnya belum diperkenankan untuk menggunakannya. 

Hal tersebut dapat membawa nilai-nilai negatif, namun juga dengan adanya generasi milenial yang melek terhadap teknologi tak ayal membawa nilai-nilai positif juga. Generasi milenial menganggap bahwa kemajuan yang terjadi pada saat ini harus dimanfaatkan secara optimal, kecanggihan dalam teknologi, transportasi, kemajuan taraf hidup yang kini meningkat.

Dengan adanya perkembangan teknologi dapat memudahkan kita untuk melakukan pekerjaan, bukan hanya itu, dengan adanya teknologi kita dapat mencari ilmu dengan mudah. Contohnya seperti ketika kita ingin mengetahui mengenai sejarah Islam kita dapat mencarinya melalui laman internet maupun youtube. 

Bersumber dari Amir, Yusuf Faisal dalam salah satu bukunya, ia menyatakan bahwa "generasi milenial sangat memiliki potensi yang banyak dan menguntungkan bagi kemajuan Bangsa dan Negara."

Pentingnya peran pemuda sebagai generasi milenial yang diharapkan mampu membawa perubahan besar tercantum dalam hadist Abu Bakr Radhiyallahu anhu mengatakan kepada Zaid bin Tsbit saat itu Umar bin al-Khatthab RA berada diantara mereka, "Sesungguhnya kamu laki-laki yang masih muda, cerdas dan kami tidak menuduhmu (berbuat dusta), kamu dahulu menulis wahyu untuk Raslullh, maka sekarang telitilah Al-Qur'an itu dan kumpulkanlah ia [HR. Al-Bukhri].

Dari Ibn Abbs ra, bahwa Nabi saw. Pernah memberi nasehat kepada seseorang untuk menggunakan secara maksimal lima hal sebelum datang yang lima pula; masa mudamu sebelum datang masa tua, masa sehatmu sebelum masa sakit, masa kayamu (ketika berkecukupan) sebelum masa fakir (membutuhkan, tidak punya apa-apa), waktu luang, kesempatanmu sebelum masa sibuk, dan masa hidupmu sebelum datang kematian."

Dari kedua hadist di atas buktikan bahwa peran pemuda sangat penting dalam mata Islam, pemuda dianggap mampu untuk membuat perubahan yang lebih baik dalam ilmu tauhid serta untuk bangsa dan negara. Selain itu Abu Hurairah dari Nabi saw. 

Bersabda ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yang salah satu di dalamnya termasuk seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada rabbnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline