Dunia sedang bersusah payah menghadapi oleh virus covid-19. Negara maju, bahkan superpower seperti Amerika Serikat pun kelimpungan melawan serangan dahsyat tak terduga dari benda mikroskopik yang jumlahnya tak diketahui ini. Perekonomian mulai ambruk, begitu juga beragam industri di dalamnya. Namun, industri hiburan menjadi salah satu yang masih bertahan. Bahkan industri musik K-Pop seperti tidak terpengaruh sebab masih cukup banyak artis yang tetap comeback dan bahkan memunculkan inovasi baru seperti konser online.
SM Entertainment sebagai pioneer K-Pop juga mencetuskan ide gila yang luar biasa menguntungkan dirinya. Agensi ini tidak pernah kehabisan inovasi yang out of the box. Pada 21 April 2020, lewat akun @smtown mengumumkan 'Beyond LIVE : A new era of live concert begins'. SM memulai suatu langkah terbarukan dari pertunjukan idol secara virtual. Tak tanggung-tanggung, SM mengeluarkan empat boyband unggulannya saat ini yakni Super M, WayV, NCT Dream, dan NCT 127. Masing-masing unit memiliki pasar penggemar tersendiri.
Bahkan project group bernama Super M- menurut penulis adalah sebuah senjata marketing luar biasa. Dengan terbentuknya Super M, maka secara otomatis sudah terbentuk pasar tersendiri yang merupakan kesatuan dari fans Shinee, EXO, NCT, dan WayV. Keempat grup ini sendiri memiliki penggemar yang jumlahnya luar biasa.
SM telah melihat adanya perubahan perilaku masyarakat selama masa pandemik. Banyak masyarakat melakukan karantina di rumah masing-masing, apalagi jika negaranya menerapkan lockdown. Durasi yang lama, stress berkepanjangan karena kecemasan dan rasa bosan menuntut adanya hiburan yang mudah dan murah tanpa harus keluar rumah. Bahkan selama pandemik, Netflix dikabarkan mendapatkan 15,8 juta subscriber baru.[1] Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa media streaming lebih banyak digemari di masa pandemik.
Perubahan perilaku masyarakat inilah yang dimanfaatkan oleh SM. Adanya kebutuhan hiburan tinggi yang dapat diakses secara daring dari rumah masing-masing, menunjukkan adanya market tersendiri. Hal ini mendorong adanya perilaku konsumsi yang juga berubah dimana masyarakat akan membeli produk barang atau jasa yang dapat dinikmati selama masa karantina.
Kondisi perekonomian yang mengkhawatirkan, nyatanya tak membuat konser online ini sepi peminat. Pada mulanya, cukup banyak reaksi negatif yang muncul sebab konser online tersebut mengharuskan penggemar membayar $30 untuk setiap konser. Tapi kenyataannya lebih banyak penggemar yang antusias dan turut berpartisipasi dalam acara ini.
Dalam ranah psikologi penggemar, adanya 'asupan' dari idol membuat mereka tetap menggemari meskipun harus mengeluarkan uang. Jika dibandingkan dengan harga konser normal, $30 tentu terhitung murah. Mereka juga tidak perlu bersusah-payah ticketing war dan berdesakan dengan banyak orang seperti konser pada umumnya. Bagi penggemar di luar negeri, mereka juga tidak pusing membeli tiket pesawat dan penginapan hanya untuk pergi ke Korea Selatan. Hanya koneksi internet yang stabil dan uang sebesar $30, mereka bisa menikmati konser virtual bersama oppa.
Jadi, seberapa besar keuntungan yang didapatkan SM Entertaiment?
Dengan pengetahuan yang terbatas sebagai seorang fangirl dan logika perhitungan sederhana, kita masih dapat meraih angka perkiraan kotor yang akan diterima oleh perusahaan. Ada beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menghitung keuntungan yang didapatkan SM Entertaiment yakni,
- asumsi harga tiket konser
Untuk bisa 'mendatangi' sebuah konser, tentu kita harus punya tiket sebagai persyaratan wajib. Dengan adanya tiket menjadi tanda bukti transaksi ekonomi dimana kita berhak menerima layanan yang diberikan. Lewat aplikasi Vlive, satu tiket Beyond Live dapat dibeli dengan koin Vlive sebanyak 1500 atau jika dirupiahkan sebesar Rp.399.000,00.