Lihat ke Halaman Asli

Nadya Arifta Auliazaki

Occupational Health and Safety at UI

Mengungkap Harga di Balik Ancaman Kesehatan Polusi Udara Jakarta

Diperbarui: 13 Desember 2023   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Visualisasi ukuran PM2.5. Sumber: US EPA)

Di balik gemerlap kota Jakarta yang memikat, tersimpan ancaman tersembunyi dalam udara yang dihirup oleh lebih dari 10,5 juta orang penduduknya. 

Dilansir dari data IQAir per tanggal 13 Desember 2023, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 113 dan dikategorikan sebagai tidak sehat bagi kelompok rentan dengan polutan utama berupa PM2.5. 

Partikel sebesar kurang dari 2,5 mikrometer tersebut tidak dapat dilihat oleh mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil, lebih kecil 28x dari ketebalan rambut manusia.

Namun, dibalik ukurannya yang sangat kecil, partikel tersebut menjadi penyebab terbesar yang membahayakan kesehatan. 

Semakin kecil partikel tersebut, maka akan semakin mudah untuk terhirup dan tersimpan oleh paru-paru, serta terbawa ke sistem tubuh lainnya seperti sistem kardiovaskular ataupun sistem saraf pusat, jantung, otak, plasenta sehingga menyebabkan kerusakan oksidatif dan peradangan sistemik. 

Adapun hal ini menimbulkan penyakit serius seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular, kanker, diabetes, bahkan hingga menimbulkan kematian. 

Berikut adalah rata-rata konsentrasi PM 2.5. pada tahun 2019 dari stasiun pemantauan kualitas udara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta dan Kedutaan Besar Amerika Serikat jika dibandingkan dengan standar konsentrasi PM 2.5 Indonesia dalam Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 dan WHO air quality guidelines:

Sumber: Toward Clean Air Jakarta (Studi Kolaboratif Dinas Lingkungan Hidup Jakarta dan Vital Strategies)

Tingkat kualitas udara yang semakin memburuk tentunya bukan hanya sekedar statistik, melainkan menjadi sebuah tantangan kritis yang memiliki urgensi untuk segera diselesaikan.  

Masyarakat Jakarta, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu, berhadapan dengan risiko tinggi terhadap penyakit tidak menular yang disebabkan oleh polusi udara seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, kanker paru-paru, serta penyakit pernapasan kronis dan akut. 

Studi terbaru pada tahun 2023 menunjukkan bahwa paparan polusi udara yang tinggi di Jakarta menjadi penyebab lebih dari 5 ribu kasus rawat inap di rumah sakit, 7 ribu dampak kesehatan pada anak, bahkan 10 ribu kematian setiap tahunnya. Selain itu, polusi udara tersebut juga berkaitan erat dengan penyakit asma, berat badan kelahiran bayi yang rendah, kelahiran prematur, dan kematian bayi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline