Lihat ke Halaman Asli

Nadya Olivia

Mahasiswa semester awal

Polusi Udara: Ancaman Serius bagi Kesehatan dan Lingkungan

Diperbarui: 21 Juni 2024   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Polusi udara telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Emisi dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran bahan bakar fosil adalah beberapa sumber utama polutan udara. Polusi udara tidak hanya berdampak pada kualitas udara yang kita hirup, tetapi juga memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem.

Surabaya, Jawa Timur, menjadi wilayah dengan polusi udara paling tinggi di Indonesia selama bulan Maret. Hal itu terlihat dari skor indeks kualitas udara (AQI) milik IQAir di kota itu yang sebesar 166 poin atau masuk kategori tidak sehat. Pakar Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Arie Dipareza Syafei, menyatakan bahwa berdasarkan studi, terdapat dua wilayah dengan kualitas udara yang buruk di Surabaya, yaitu Jalan Ahmad Yani dan Rungkut Industri. Ia menjelaskan bahwa kawasan Rungkut Industri memiliki kualitas udara yang buruk karena merupakan lokasi berdirinya sejumlah pabrik. Sementara itu, Jalan Ahmad Yani memiliki kualitas udara yang buruk karena merupakan pintu masuk dan keluar utama dari Surabaya ke Sidoarjo.

Arie mengatakan meskipun di kawasan Jalan Ahmad Yani sampai Basuki Rahmat terdapat banyak pepohonan dan ruang terbuka hijau, kualitas udara di sana tetap buruk karena tingginya volume kendaraan yang melintas sehingga emisi yang dihasilkan juga sangat besar. Pepohonan dan ruang terbuka hijau berfungsi sebagai barier, misalnya untuk membantu mengurangi gas-gas berbahaya. Selain itu, bagi orang-orang yang berjalan di trotoar, adanya barrier ini dapat membantu mengurangi sebaran polutan yang melintasi trotoar.

Salah satu komponen utama polusi udara adalah Particulate Matter (PM), khususnya PM2.5 yang berukuran sangat kecil dan dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia. PM2.5 dikaitkan dengan berbagai penyakit pernapasan dan kardiovaskular, termasuk asma, bronkitis, dan penyakit jantung. Paparan jangka panjang terhadap polutan ini juga dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Gas-gas beracun seperti nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan ozon permukaan (O3) juga merupakan komponen utama polusi udara yang berbahaya. NO2 dan SO2 dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, memperburuk kondisi asma, dan mengurangi fungsi paru-paru. Ozon permukaan, yang terbentuk dari reaksi kimia antara polutan dengan sinar matahari, dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru dan masalah pernapasan akut.

Dampak polusi udara tidak terbatas pada kesehatan manusia saja. Polutan udara juga merusak lingkungan alam, termasuk hutan, lahan pertanian, dan perairan. Deposisi asam, yang disebabkan oleh NO2 dan SO2, dapat menurunkan pH tanah dan air, merusak tanaman, serta mengganggu kehidupan akuatik. Polusi udara juga berkontribusi pada perubahan iklim global dengan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).

Di kota-kota besar, polusi udara sering kali mencapai tingkat yang sangat tinggi akibat kepadatan lalu lintas dan aktivitas industri yang intens. Pada hari-hari tertentu, kualitas udara bisa sangat buruk sehingga pemerintah harus mengeluarkan peringatan kesehatan kepada masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit
pernapasan.

Upaya untuk mengurangi polusi udara memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah dapat menerapkan regulasi ketat terhadap emisi industri dan kendaraan bermotor, serta mendorong penggunaan energi terbarukan. Industri perlu mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan praktik produksi bersih. Masyarakat juga berperan penting dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung transportasi umum serta gaya hidup berkelanjutan.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam mengatasi polusi udara. Pengembangan kendaraan listrik, peningkatan efisiensi energi, dan sistem filtrasi udara adalah beberapa contoh teknologi yang dapat membantu mengurangi emisi polutan. Selain itu, pemantauan kualitas udara secara real-time dengan sensor dan aplikasi mobile dapat memberikan informasi penting bagi masyarakat untuk mengurangi paparan terhadap udara yang tercemar.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi udara juga penting untuk mendorong perubahan perilaku. Kampanye publik dan program edukasi yang menjelaskan bahaya polusi udara dan cara-cara untuk menguranginya dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan udara. Dengan usaha bersama, kita dapat mengurangi polusi udara dan melindungi kesehatan serta lingkungan untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline