Lihat ke Halaman Asli

Nadya Agus Salim

Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Legenda Puake di Sungai Kapuas

Diperbarui: 8 September 2021   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Musim kemarau di kota khatulistiwa membuat warga mulai gerah. Ditambah dengan air sungai mulai terasa asin. Debet air leding juga mulai menyusut. Dua minggu tidak hujan, membuat penduduk mulai gelisah. Di kota khatulistiwa, panas seminggu sudah terasa lama. Apalagi dua minggu. Walau air terasa sedikit asin berendam si sungai membuat tubuh menjadi lebih segar.

Kesempatan ini digunakan anak-anak untuk mandi disungai. Kebutuhan MCK (mandi, cuci kakus), dilakukan masyarakat yang bermukim di pinggir sungai. Tak heran, masih banyaknya toilet (jamban) mengapung yang ada di pinggir sungai.

Siang itu Adi dan teman-temannya sepakat untuk mandi di sungai. Rumah mereka cukup jauh, berjarak sekitar tiga ratus meter dari sungai. Rumah Amir, sahabat Adi berada di pinggir sungai. Mereka akan bermain Tapuk Anak. Permainan Tapuk Anak adalah permainan dengan menyembunyikan sepotong kayu atau ranting. Permainan ini dilakukan di dalam air (sungai). Permainan ini merupakan permainan anak yang bermukim di pinggiran sungai.

Cara bermainnya. Masing-masing anak membawa sepotong kayu yang sudah diberi tanda, menyatakan bahwa kayu tersebut adalah miliknya. Sebelum memulai permainan mereka akan melakukan undian. Yang menang melakukan permainan terlebih dahulu. Kayu disembunyikan dengan cara menyelam. Anak-anak yang bermain membuat lingkaran di dalam sungai. Pemain yang menjadi penyembunyi kayu berdiri di tengah-tengah peserta lain. Setelah itu, ia menyelam dan menyembunyikan potongan kayu di dasar sungai. Jika penyembunyi potongan kayu muncul dipermukaan. Maka peserta yang lain mulai melakukan pencarian. Setiap orang akan mendapatkan satu kali kesempatan untuk menyelam. Jika potongan kayu tidak dapat ditemukan oleh peserta yang lain. Si penyembunyi kayu harus kembali . menyelam untuk membawa potongan kayu hadapan peserta lain. Selanjutnya hukumanan akan diberikan kepada seluruh peserta. Sebaliknya . Apabila potongan kayu berhasil ditemukan peserta lain. Maka si penyembunyi kayulah yang akan mendapatkan hukuman dari para peserta lain. Jika ada salah seorang dari peserta yang berhasil menemukan potongan kayu. Ia yang akan bertugas sebagai penyembunyi potongan kayu berikutnya. Hukuman diberikan sesuai kesepakatan bersama.

"Ibu. Adi mau mandi ke sungai bersama teman-teman. Boleh ya bu?" kata Adi.

"Jangan pulang terlalu sore. Sebelum solat ashar sudah harus pulang," sahut Ibunya.

"Siap bu. Terima kasih. Adi pun mulai berangkat setelah mencium tangan ibunya."

Adi tak lupa menjemput teman-temannya. Rumah mereka berdekatan.

Rombongan Adi dan teman-temannya telah tiba di tangga air dekat rumah Amir. Mereka yang akan bermain berjumlah lima orang. Adi, Amir, Budi, Wahyu dan Lukman. Karena suasana masih siang hari. Tak nampak warga yang ada di sekitar mereka. Mereka segera membuka baju, dan terjun ke sungai. Sebelum mulai bermain mereka mandi terlebih dahulu, karena badan mulai gerah.

Setelah puas mandi, mereka mulai mengundi siapa yang mulai melakukan permainan terlebih dahulu. Ternyata Lukman, yang pertama memimpin permainan.

"Siap-siap ya? Aku akan mulai menyelam," kata Lukman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline