Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Enigma dari Tulang Hitam: Jendela ke Masa Prasejarah Mesir

Diperbarui: 25 Oktober 2024   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Tulang hitam | Sumber: Pixabay)

Enigma dari Tulang Hitam: Jendela ke Masa Prasejarah Mesir. Tahukah Anda Sejarahnya?

Lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, sebuah wahyu mengejutkan muncul dari waktu ke waktu di Mesir, sebuah penemuan yang memesona sekaligus membingungkan para sarjana. Badai pasir, dalam keganasan dan kemegahannya, memperlihatkan apa yang tampak seperti monster raksasa, yang tersembunyi selama ribuan tahun di bawah gurun yang luas. Sisa-sisa ini, yang sekarang dikenal sebagai “Tulang Hitam dari Set”, bukan sekadar peninggalan biasa; Mereka adalah pintu gerbang ke masa lalu yang jauh dan misterius, sebuah era di mana makhluk prasejarah berkeliaran di bumi.

Tulang-tulang ini, diperkirakan berusia dua juta tahun, memiliki kualitas yang unik: berwarna hitam dan sangat keras, karakteristik yang tidak diragukan lagi membangkitkan ingatan akan dewa-dewa mereka di Mesir kuno, percaya bahwa mereka mungkin adalah tulang dewa Seth, penguasa dunia. kekacauan dan pemberontakan. Besarnya penemuan mereka terlihat jelas dari cara orang Mesir memperlakukan mereka. Dengan penuh rasa hormat, tulang-tulang itu dibungkus dengan kain halus dan dibawa ke makam batu di dekat Qau el-Kebir, tempat peristirahatan leluhur para penguasa Mesir yang berkuasa.

Namun, asal usul sebenarnya dari tulang-tulang ini masih tersembunyi selama berabad-abad. Baru pada abad ke-20, arkeolog seperti Guy Brunton dan Flinders Petrie menemukan fosil-fosil ini, memulai pengembaraan penemuan dan pemahaman. Awalnya, para pionir arkeologi ini tidak memahami betapa besarnya apa yang mereka temukan. Dibungkus dengan kain linen, fosil-fosil itu tampak seperti bungkusan misterius, yang sebenarnya isinya adalah sebuah teka-teki.

Misteri asal usulnya juga masih ada. Terlepas dari upaya ahli geologi K. S. Sandford pada tahun 1926 dan banyak orang lain setelahnya, lokasi pasti penemuannya masih belum diketahui. Satu-satunya hal yang jelas adalah upaya raksasa yang dilakukan untuk memindahkan lebih dari tiga ton fosil ini melalui medan yang tidak ramah, suatu tindakan yang pasti dianggap sakral oleh orang Mesir kuno tersebut.

Pada tahun 2014, isi tulang misterius tersebut akhirnya terungkap. Di dalamnya terdapat sisa-sisa hewan punah yang tak terhitung jumlahnya, termasuk kuda nil prasejarah raksasa, yang tulangnya, dipoles selama jutaan tahun oleh pasir sungai, bersinar hitam legam, warna dewa kekacauan, Seth.

Meskipun ada teori, bahkan hingga saat ini, tidak ada yang mengetahui secara pasti apa arti fosil-fosil tersebut bagi orang Mesir kuno. Beberapa orang berspekulasi bahwa, seperti halnya fosil nummulite yang ditemukan di dekat piramida Giza, orang Mesir mungkin percaya bahwa fosil tersebut adalah sisa-sisa dewa Seth. Tindakan menguburkan dengan hormat apa yang mungkin mereka anggap lebih dari sekedar sisa-sisa hewan, bahkan mungkin sisa-sisa dewa, menyoroti hubungan yang mendalam antara keyakinan agama mereka dan alam.

Misteri Tulang Hitam Set masih menjadi teka-teki yang menarik. Dengan setiap penemuan arkeologi, lebih banyak pertanyaan yang muncul daripada jawaban, membuat kita merenungkan dan mengagumi kompleksitas dan kedalaman sejarah manusia. Tulang-tulang ini tidak hanya mewakili misteri sejarah, namun juga merupakan pengingat bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang masa lalu kita, dan bahwa setiap penemuan merupakan mata rantai dalam pencarian tanpa henti umat manusia untuk memahami tempatnya dalam permadani waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline