Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Menelusuri Kisah Misterius Peradaban Abadi Pada Zaman Mesir Kuno

Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Mesir kuno, sumber: Pixabay)

Tahukah Anda rahasia tersembunyi Mesir pada zaman kuno? Selidiki kisah misterius peradaban abadi.

Mesir, lebih dari sekadar sebuah negara, merupakan tempat yang penuh dengan kemajuan teknologi, misteri agama, dan masyarakat yang sangat hierarkis yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah umat manusia. Terletak di timur laut Afrika, di tepi Sungai Nil yang besar, Mesir berkembang sebagai salah satu peradaban paling maju dan bertahan lama di zaman kuno. Warisannya masih bergema dalam monumen-monumen yang menentang perjalanan waktu dan dalam kisah-kisah yang telah kami rekonstruksi dari ikonografinya yang luas.

Sejarah Mesir pada zaman dahulu tidak dapat dipahami tanpa hubungannya dengan Sungai Nil. Sungai ini tidak hanya menjadi sarana penghidupan utama penduduknya, tetapi juga poros kehidupan sehari-hari mereka. Sungai Nil menyediakan makanan, air, dan kesuburan bagi wilayah yang sebelumnya merupakan gurun yang luas. Banjir sungai yang terjadi setiap tahun menjamin panen yang melimpah dan, dengan itu, kesejahteraan penduduk. 

Bangsa Mesir mengembangkan sistem irigasi canggih dan belajar mengendalikan air, sehingga memungkinkan mereka mengubah gurun menjadi lembah subur. Penguasaan Sungai Nil ini tidak hanya mendukung perekonomiannya, tetapi juga memperkuat kekuatan para firaun, yang mengklaim mampu mengendalikan siklus kehidupan ini.

Selama berabad-abad, Mesir memantapkan dirinya sebagai salah satu kekuatan besar di Zaman Kuno. Sejarahnya terbagi menjadi beberapa tahapan yang ditandai dengan momen kemegahan dan periode krisis. Kerajaan Lama (sekitar 2700 SM-2200 SM) adalah zaman keemasan piramida besar, struktur kolosal yang masih membuat kita takjub hingga saat ini. 

Yang paling terkenal, dibangun di dataran tinggi Giza, bukan hanya makam para firaun, tetapi juga kesaksian otentik tentang ambisi dan kekuatan peradaban ini. Pembangunan Piramida Besar Cheops masih menjadi teka-teki dalam banyak hal. Bagaimana mungkin memindahkan dan merakit balok batu sebesar itu dengan presisi yang hampir sempurna?

Pada masa Kerajaan Pertengahan (sekitar tahun 2050 SM-1800 SM), Mesir mengalami masa kebangkitan kebudayaan. Ini adalah masa reunifikasi setelah bertahun-tahun kekacauan dan perpecahan. Seni dan sastra berkembang pesat, dan kuil-kuil didirikan untuk menghormati dewa-dewa terpenting dalam jajaran dewa Mesir. Agama menempati tempat sentral dalam kehidupan orang Mesir. 

Mereka percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia berada di bawah kendali para dewa, mulai dari banjirnya Sungai Nil hingga nasib jiwa-jiwa setelah kematian. Kematian tidak dipandang sebagai sebuah akhir, namun sebagai awal baru di akhirat. Oleh karena itu begitu banyak usaha dan kekayaan yang didedikasikan untuk ritual penguburan dan pembangunan makam.

Kerajaan Baru (sekitar tahun 1550 SM-1070 SM), tidak diragukan lagi, merupakan masa ekspansi dan kejayaan terbesar bagi Mesir. Firaun pada era ini, seperti Ramses II dan Thutmose III, membawa Mesir ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka memperluas perbatasan mereka melampaui apa yang pernah dibayangkan, menaklukkan wilayah di Levant dan Nubia. 

Namun ini bukan hanya masa penaklukan militer. Ini juga merupakan masa kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan, kedokteran dan arsitektur. Kuil-kuil yang dibangun pada periode ini, seperti Karnak dan Luxor, adalah permata arsitektur sejati yang menunjukkan kekuatan dan pengabdian para firaun kepada dewa-dewa mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline