Babel: Peradaban yang Dulunya Mulia, Penuh Misteri, dan Misterius
Babel, sebuah kota yang bergema dalam ingatan kolektif sebagai simbol kekuasaan, kekayaan dan misteri, adalah salah satu peradaban paling menarik dalam sejarah kuno. Asal-usulnya, kebangkitannya dan kejatuhannya diselimuti lingkaran teka-teki yang menjadikannya objek studi dan kekaguman terus-menerus.
Lahirnya Peradaban Besar
Sejarah Babel dimulai pada milenium ketiga SM. C., di dataran subur Mesopotamia, antara sungai Tigris dan Efrat. Wilayah tersebut, yang dikenal sebagai "Tempat Lahir Peradaban", adalah tempat berkembangnya negara-kota pertama, di antaranya Babilonia yang menonjol.
Penghuni Pertama
Penghuni pertama Babilonia adalah bangsa Sumeria, bangsa yang mengembangkan budaya canggih, dengan tulisan paku, pertanian maju, dan organisasi sosial yang kompleks. Bangsa Sumeria meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi peradaban Babilonia, termasuk sistem penulisan, pengetahuan astronomi, dan kemajuan mereka dalam matematika.
Kebangkitan Hammurabi
Masa kejayaan Babilonia terjadi pada masa pemerintahan Hammurabi (1792-1750 SM). Hammurabi, seorang penguasa yang ambisius dan visioner, menyatukan Mesopotamia di bawah pemerintahannya, mengubah Babilonia menjadi pusat kerajaan yang luas. Warisan terpentingnya adalah Kode Hammurabi, seperangkat undang-undang yang mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan hukum pada saat itu.
Zaman Keemasan Babel
Kerajaan Babilonia mencapai perluasan maksimalnya pada masa pemerintahan Nebukadnezar II (605-562 SM). Nebukadnezar II, yang dikenal karena ambisi dan kekuatan militernya, menaklukkan wilayah yang luas, termasuk Yerusalem, dan mengubah Babilonia menjadi kota yang monumental. Karyanya yang paling terkenal adalah Gerbang Ishtar, sebuah bangunan monumental yang dihiasi relief binatang dan bunga, dan Taman Gantung Babilonia, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.