Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Bayangan di Antara Kita

Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bayangan, Sumber: Pixabay)

Liana dan Martin merupakan pasangan muda yang memancarkan kebahagiaan. Mereka tumbuh bersama di sebuah kota kecil dan selama bertahun-tahun, persahabatan yang tidak bersalah berubah menjadi cinta yang dalam dan tak terpatahkan. Mereka selalu berjalan bergandengan tangan di jalanan, berbagi tawa dan rahasia, berjanji bahwa mereka tidak akan pernah berpisah. Dunia sepertinya berpihak pada mereka, hingga suatu hari segalanya berubah.

Mereka memutuskan untuk pindah bersama ke sebuah rumah tua di pinggiran kota, rumah yang sudah bertahun-tahun kosong. Meski tempat itu bernuansa suram dan kuno, mereka berdua bersemangat untuk memulai hidup mereka di sana. Liana, yang selalu penasaran, menjelajahi setiap sudut, sementara Martin memperbaiki barang-barang kecil yang kondisinya memprihatinkan karena waktu.

Pada awalnya, rumah itu tampak nyaman bagi mereka, dengan perabotan antik dan jendela yang menawarkan pemandangan hutan di dekatnya. Namun, seiring berjalannya waktu, hal-hal aneh mulai terjadi. Di malam hari, Liana terbangun dengan perasaan ada yang mengawasinya dari sudut gelap ruangan. Di lain waktu, saya mendengar bisikan, kata-kata yang tidak dapat dipahami yang seolah melayang di udara saat saya sendirian.

Martin tidak menganggapnya penting. Saya pikir rumah-rumah tua selalu memiliki pesona dan misterinya masing-masing, tetapi Lana tidak bisa mengabaikan apa yang dia rasakan. Setiap hari dia menjadi semakin gugup, semakin gelisah, dan cintanya pada Martin adalah satu-satunya hal yang membuatnya cukup kuat untuk bertahan.

Suatu malam, ketika mereka sedang tidur, Lana terbangun dengan kaget. Dia merasakan kehadiran di ruangan itu, sesuatu yang gelap membayangi mereka. Dia membangunkan Martin, yang meyakinkannya bahwa tidak ada apa-apa, itu hanya imajinasinya. Namun Lana bersikeras bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Kemudian, mereka mendengar suara berisik di lorong. Martin, bertekad untuk menunjukkan kepadanya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bangkit dari tempat tidur dan pergi untuk menyelidikinya. Rumah itu gelap gulita, hanya derit lantai di bawah kaki mereka yang memecah kesunyian. Namun ketika dia sampai di lorong, sesuatu menghentikan langkahnya.

Di sana, di tengah kegelapan, dia melihat sebuah bayangan. Itu bukanlah bayangan sederhana yang ditimbulkan oleh cahaya bulan; Itu adalah sesuatu yang lebih, sesuatu yang tampaknya memiliki kehidupannya sendiri. Sosok itu tidak memiliki wajah atau bentuk tertentu, tapi anehnya gerakannya seperti manusia. Marcos merasakan hawa dingin menyerangnya, melumpuhkannya sejenak.

Sebelum dia sempat bergerak atau berteriak, bayangan itu menerjang ke arahnya. Semuanya terjadi dalam sekejap mata. Lana mendengar jeritan teredam dan berlari menuju lorong. Di sana, dia menemukan Martin berdiri, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang berubah. Matanya, yang dulu dipenuhi kehangatan, kini kosong dan gelap, seolah sebagian dirinya telah terkoyak.

Lana berlari ke arahnya, memeluknya dan menanyakan apa yang terjadi, tapi Martin tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menatapnya, dengan senyuman yang dipaksakan dan dingin. Pada hari-hari berikutnya, Martin nyaris tidak berbicara, ia nyaris tidak makan. Tubuhnya ada di sana, namun esensinya tampak memudar, seolah bayangan di lorong telah mengambil sesuatu darinya sehingga dia tidak akan pernah bisa mendapatkannya kembali.

Putus asa untuk mendapatkan kembali pria yang dicintainya, Lana mulai meneliti sejarah rumah tersebut. Dia mengetahui bahwa, bertahun-tahun sebelumnya, ada sepasang suami istri yang pernah tinggal di sana. Mereka sangat mencintai satu sama lain, namun sebuah kecelakaan tragis telah merenggut nyawa mereka. Penduduk desa mengatakan bahwa jiwa mereka belum menemukan ketenangan dan setiap pasangan yang memasuki rumah tersebut pasti akan mengalami nasib yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline