Hilangnya Perpustakaan Alexandria: Sebuah teka-teki yang bertahan seiring berjalannya waktu
Perpustakaan Alexandria, yang dianggap sebagai salah satu pusat pengetahuan terpenting di dunia kuno, adalah mercusuar kebijaksanaan yang menampung ribuan gulungan papirus yang berisi informasi tentang filsafat, sains, sastra, dan seni. Hilangnya pulau tersebut, diselimuti misteri dan kontroversi, telah memikat imajinasi para sejarawan dan pecinta pengetahuan selama berabad-abad.
Pusat pengetahuan yang tiada bandingnya
- Impian Ptolemy I: Didirikan pada abad ke-3 SM. Oleh Ptolemy I Soter, raja Mesir, Perpustakaan Alexandria dirancang sebagai pusat pengumpulan dan pelestarian pengetahuan. Tujuannya adalah untuk menyatukan semua tulisan dunia yang dikenal, menjadi magnet bagi para cendekiawan dan cendekiawan di mana pun. Dikatakan bahwa perpustakaan tersebut memiliki sistem terowongan bawah tanah yang terhubung ke pelabuhan, memungkinkan gulungan papirus baru terus berdatangan.
- Harta kebijaksanaan: Perpustakaan ini menyimpan banyak koleksi, diperkirakan lebih dari 700.000 gulungan papirus, mencakup berbagai topik, mulai dari filsafat Plato dan Aristoteles hingga risalah tentang kedokteran, astronomi, matematika, dan sastra. Perpustakaan ini diyakini menyimpan satu-satunya salinan dari beberapa teks, menjadikannya pusat pengetahuan yang unik.
- Pusat penelitian: Perpustakaan tidak hanya merupakan gudang pengetahuan, tetapi juga pusat penelitian dan perdebatan. Para sarjana yang bekerja di sana berdedikasi untuk menerjemahkan, menyalin dan menganalisis teks, berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Dikatakan bahwa perpustakaan tersebut memiliki tim juru tulis yang berdedikasi untuk menyalin gulungan papirus, memastikan pelestarian informasi.
Hilangnya diselimuti misteri
- Kebakaran yang menentukan: Ada beberapa teori tentang hilangnya perpustakaan. Salah satu klaim paling populer adalah kebakaran yang disebabkan oleh Julius Caesar pada tahun 48 SM. Selama perang saudara Romawi dia menghancurkan sebagian penting dari koleksinya. Namun teori ini dipertanyakan oleh beberapa sejarawan, yang berpendapat bahwa perpustakaan tersebut telah rusak akibat kebakaran sebelumnya. Dikatakan bahwa perpustakaan memiliki sistem keselamatan kebakaran, namun hal ini tidak dapat mencegah kehancuran total.
- Penurunan bertahap: Teori lain menyatakan bahwa perpustakaan mengalami penurunan bertahap selama berabad-abad, karena ketidakstabilan politik, kurangnya dana, dan persaingan dari perpustakaan lain di dunia Romawi. Perpustakaan diyakini menjadi korban kemunduran Kekaisaran Romawi, yang mengakibatkan menurunnya investasi di bidang kebudayaan dan pendidikan.
- Penghancuran oleh Bangsa Arab: Teori yang lebih baru, yang dipopulerkan pada abad ke-18, menyatakan bahwa perpustakaan dihancurkan oleh bangsa Arab pada masa penaklukan Muslim di Mesir pada abad ke-7 Masehi. Namun teori ini tidak memiliki bukti kuat dan dianggap oleh banyak sejarawan hanya mitos. Ada spekulasi bahwa perpustakaan tersebut dihancurkan oleh kelompok fanatik agama yang menganggap teks pagan sebagai ajaran sesat.