Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Pertempuran Navas Tolosa: Perubahan yang Menentukan dalam Penaklukan Kembali Spanyol

Diperbarui: 29 September 2024   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pertempuran Las Navas de Tolosa, sumber: Picryl)

Bagaimana pertempuran Navas Tolosa berkembang? Perubahan yang Menentukan dalam Penaklukan Kembali Spanyol.

Pertempuran Las Navas de Tolosa, yang terjadi pada tanggal 16 Juli 1212, adalah salah satu episode paling penting dalam sejarah Penaklukan Kembali Spanyol. Konfrontasi ini menandai titik balik yang menentukan dalam konflik berkepanjangan antara kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia dan penguasa Muslim, yang dikenal sebagai Almohad.

Pada tahun-tahun sebelum pertempuran, Almohad, sebuah dinasti Berber yang berasal dari Afrika Utara, telah mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Al-Andalus, wilayah Muslim di Semenanjung Iberia. Pemerintahan mereka merupakan ancaman terus-menerus terhadap kerajaan-kerajaan Kristen di utara, termasuk Kastilia, Aragon, Navarra, dan Portugal. Menghadapi bahaya yang sama ini, raja-raja Kristen, yang sering berselisih satu sama lain, memahami perlunya persatuan.

Paus Innosensius III, yang menyadari pentingnya perang salib di Semenanjung Iberia, meminta Kekristenan Eropa untuk mendukung tujuan tersebut. Dengan demikian, pasukan yang beragam, terdiri dari ksatria dan tentara dari berbagai kerajaan Eropa, berkumpul di bawah komando Raja Alfonso VIII dari Kastilia. Pasukan ini juga termasuk kontingen yang dikirim oleh Pedro II dari Aragon, Sancho VII dari Navarre dan Alfonso II dari Portugal, serta sukarelawan dari Perancis, Italia dan negara-negara Eropa lainnya.

Pertempuran tersebut terjadi di daerah dekat kota Santa Elena, di provinsi Jaén saat ini. Tentara Kristen, meskipun kalah jumlah, mempunyai motivasi tinggi dan terorganisir dengan baik. Alfonso VIII telah merencanakan kampanye tersebut dengan cermat, dan kepemimpinannya membangkitkan kepercayaan di antara pasukannya.

Kaum Almohad, yang dipimpin oleh khalifah Muhammad an-Nasir, yakin akan keunggulan jumlah dan kekuatan kavaleri mereka, mengharapkan kemenangan telak yang akan menghancurkan kerajaan Kristen. Namun, mereka menghadapi musuh yang memiliki tekad dan taktik yang cerdik.

Titik kritis pertempuran terjadi ketika pasukan Kristen dengan menggunakan kombinasi infanteri dan kavaleri berhasil menerobos garis musuh. Kavaleri berat memainkan peran penting dalam menerobos barisan Almohad. Lebih jauh lagi, moral pasukan Muslim sangat terpengaruh ketika khalifah mereka harus mundur dari medan perang.

Kemenangan umat Kristiani di Las Navas de Tolosa sungguh luar biasa. Kemenangan ini tidak hanya berarti kemunduran bagi Dinasti Almohad, namun juga menandai awal kemunduran kekuatan Islam di Semenanjung Iberia. Pada tahun-tahun berikutnya, kerajaan-kerajaan Kristen memanfaatkan momentum yang diperoleh untuk maju secara signifikan dalam penaklukan kembali wilayah tersebut.

Pertempuran Las Navas de Tolosa bukan hanya peristiwa militer yang penting; Hal ini juga mempunyai dampak budaya dan politik yang mendalam. Hal ini membantu membentuk identitas yang lebih bersatu di antara kerajaan-kerajaan Kristen dan mengubah keseimbangan kekuasaan di Semenanjung Iberia. Dalam jangka panjang, konfrontasi ini meletakkan dasar bagi penaklukan kembali seluruh Al-Andalus, yang berpuncak pada jatuhnya Granada pada tahun 1492.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline